iaminkuwait.com, JAKARTA – Para ilmuwan di Northwestern Medicine dan Brigham and Women’s Hospital telah menemukan cacat molekuler yang meningkatkan respons imun abnormal pada lupus eritematosus sistemik (dikenal sebagai lupus). Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Nature menemukan bahwa menyembuhkan cacat ini berpotensi membalikkan penyakit.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), lupus menyerang lebih dari 5 juta orang di seluruh dunia. Hingga penelitian baru ini, penyebab penyakit lupus belum diketahui secara pasti.
Lupus dapat menyebabkan kerusakan yang mengancam jiwa pada berbagai organ tubuh, termasuk ginjal, otak, dan jantung. Perawatan yang ada saat ini sering kali gagal mengendalikan penyakit dan menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan sehingga mengurangi kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi.
“Sampai saat ini, semua terapi lupus adalah instrumen tumpul. Ini adalah imunosupresi ekstensif. Dengan mengidentifikasi penyebab penyakit ini, kami telah menemukan obat potensial yang tidak memiliki efek samping dari terapi yang ada,” kata salah satu peneliti. Jaehyuk Choi, seorang dokter kulit dan profesor dermatologi di Northwestern Medicine.
“Kami telah mengidentifikasi ketidakseimbangan mendasar dalam respons imun yang ditimbulkan oleh pasien lupus dan mengidentifikasi mediator spesifik yang dapat memperbaiki ketidakseimbangan ini untuk mengurangi respons autoimun yang tidak normal,” tambah Choi, seperti dilansir Study Findings, Jumat (19/7/2024). ).
Dalam sebuah penelitian, para ilmuwan melaporkan jalur baru yang mendorong lupus. Ada perubahan terkait penyakit pada beberapa molekul dalam darah penderita lupus. Pada akhirnya, perubahan ini menyebabkan aktivasi jalur terkontrol reseptor aril hidrokarbon (AHR) yang tidak tepat yang mengatur respons seluler terhadap polutan lingkungan, bakteri, atau metabolit. Aktivasi AHR yang tidak memadai menghasilkan terlalu banyak sel kekebalan penyebab penyakit yang disebut sel T peripheral helper, yang menyebabkan produksi autoantibodi penyebab penyakit.
Untuk menunjukkan bahwa penemuan ini dapat digunakan untuk pengobatan, para peneliti memasukkan kembali molekul pengaktif reseptor aril hidrokarbon ke dalam sampel darah pasien lupus. Hal ini tampaknya memprogram ulang sel-sel penyebab lupus tersebut menjadi sel Th22, yang dapat meningkatkan penyembuhan luka akibat kerusakan akibat penyakit autoimun ini.
“Kami menemukan bahwa jika kita mengaktifkan jalur AHR dengan aktivator molekul kecil atau membatasi interferon yang berlebihan secara patologis dalam darah, kita dapat mengurangi jumlah sel penyebab penyakit ini,” kata para peneliti.
Para peneliti kemudian ingin memperluas upaya mereka untuk mengembangkan pengobatan baru untuk pasien lupus. Mereka sekarang mencari cara untuk mengirimkan molekul-molekul ini dengan aman dan efektif ke manusia.