iaminkuwait.com, JAKARTA – India berencana menghadapi kekurangan listrik terbesar dalam 14 tahun pada bulan Juni setelah penurunan pembangkit listrik tenaga air. Saat ini, negara tersebut berusaha menghindari pemadaman listrik dengan menunda rencana pemeliharaan pembangkit listrik dan membuka kembali unit-unit yang tidak digunakan.
Menurut sumber pemerintah, kekurangan ini juga disebabkan oleh penundaan pengoperasian pembangkit listrik tenaga batubara baru berkapasitas 3,6 gigawatt (GW), yang seharusnya beroperasi sebelum bulan Maret.
Pada bulan Juni, rekor pemadaman sebesar 14 GW diperkirakan terjadi pada malam hari, ketika kapasitas tenaga surya tidak beroperasi, menurut Otoritas Listrik Pusat, badan perencanaan listrik Israel.
“Proses perencanaan ini bergantung pada skenario terburuk,” ujarnya, seperti dilansir Reuters, Senin (13/05/2024).
Menurut data pemerintah yang tersedia untuk umum, kesenjangan tersebut merupakan yang terluas sejak 2009-2010. Pembangkit listrik tenaga air di India mengalami penurunan paling tajam dalam empat dekade pada tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret, sementara pembangkitan energi terbarukan tidak mengalami perubahan.
Menteri Tenaga Listrik India RK Singh pekan lalu mengadakan pertemuan darurat untuk menilai situasi dan memutuskan untuk menunda penutupan pemeliharaan yang direncanakan pada bulan Juni dan menghidupkan kembali kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara yang menganggur sebesar 5GW.
“Semua upaya telah dilakukan untuk memaksimalkan produksi dan langkah-langkah yang ada diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik secara memadai pada siang hari dan non-matahari dalam beberapa bulan mendatang, termasuk Juni 2024,” kata sumber pemerintah.
Operator jaringan listrik Grid-India memperkirakan puncak permintaan malam hari sebesar 235 GW pada bulan Juni. Di sisi pasokan, tersedia hampir 187 GW kapasitas termal, dan sekitar 34 GW berasal dari sumber terbarukan, menurut sumber pemerintah.
Data kebutuhan listrik…