iaminkuwait.com, JAKARTA – Kepala Eksekutif Perdagangan Airlangga Hartarto meminta pemerintah Korea Selatan membantu negosiasi dengan Amerika Serikat untuk membuka pasar kendaraan listrik (EV) buatan Indonesia.
“Saya berharap ekosistem EV bisa diperdalam dan tentunya Korea meminta bantuan untuk berbicara dengan Amerika agar IRA Act (Reduction Reduction Act) bisa membuka pasar bagi produk-produk hasil kolaborasi LG dan Hyundai hingga ke pasar. Amerika Serikat,” kata Airlangga Hartarto dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (23/5/2024).
Hyundai Motor Group dan LG Energy Solutions telah berinvestasi di Indonesia dan saat ini sedang membangun pabrik baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat.
Selain investasi Hyundai dan LG, dia mengatakan masih banyak kerja sama lain antara Indonesia dan Korea Selatan yang sudah terjalin, seperti perluasan pabrik petrokimia Lotte dan pembangunan grup Krakatau Steel-Posco.
Meski demikian, Airlangga menjelaskan masih banyak perjanjian kerja sama yang belum terlaksana, seperti perluasan akses pasar bagi UMKM Indonesia melalui platform ketenagalistrikan Korea Selatan, penerapan Carbon Capture and Storage (CCS), pembangkit listrik hidrogen/amoniak, dan pembangkit listrik rumah tangga. pembangkit listrik tenaga air.
Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Korea Selatan Ahn Duk Geun juga diharapkan dapat membantu memperkuat dan memperdalam kerja sama transformasional di bidang industri, perdagangan, dan energi kedua negara.
“Kami yakin kerja sama kami ke depan akan terus meningkat dan berkembang,” ujarnya.
Sementara itu, Airlangga juga mengundang Ahn untuk menghadiri pertemuan ke-3 Joint Council on Economic Cooperation (JCEC) di Jakarta pada Juli 2024. Sementara itu, Ahn mengangkat peluang kerja sama terkait pengembangan fasilitas tenaga nuklir oleh Korea Atomic Energy Research Institute (KAERI ).
Lembaga ini telah mengembangkan teknologi Small Modular Reactor (SMR) yang dirancang lebih aman dan menghasilkan karbon lebih sedikit dibandingkan reaktor konvensional. SMR dapat menjadi solusi alternatif penyediaan tenaga listrik khususnya di daerah terpencil atau terpencil.
Hubungan bisnis Indonesia dan Korea Selatan memasuki tahun kelima. Pusat Kerjasama Ekonomi mencatat total nilai perdagangan kedua negara mencapai 20,8 miliar dolar AS pada tahun 2023.