Indonesia Percepat Jadikan Jepang Pasar Ekspor Mangga Senilai Rp 140 Miliar

Radar Sumut, JAKARTA — Badan Karantina Indonesia terus mengawal percepatan ekspor mangga varietas Gedong Jinku ke Jepang pada tahun 2024. Tahun ini Indonesia akan mengekspor mangga Gedong Jinku pertamanya ke Jepang dengan kapasitas pasar 7.000 buah. ton per tahun dengan nilai keekonomian bisa mencapai Rp 140 miliar per tahun.

“Saya mendukung penuh percepatan ekspor mangga Gedong Jinku ke Jepang yang akan segera dilakukan. Potensi pasar mangga Jepang sangat besar, kata Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat M. Pangabin, Jumat (26), saat penandatanganan perjanjian kerja sama pengembangan kawasan karantina tumbuhan di Jakarta. /4). /2024).

Saat ini, kata Sahat, kapasitas ekspor mangga Gedong Jinku dari Sumedang sebesar 2.500 ton per tahun. Jika harganya hanya Rp 20.000 saja, diperkirakan bisa mencapai Rp 45 hingga 50 miliar dan terus meningkat di waktu-waktu lainnya.

Dikatakannya, “Jika program ekspor mangga ini segera selesai, pasti akan memberikan manfaat bagi masyarakat dan perekonomian daerah akan terus maju.” “Lebih jauh lagi, jika kita memperluas ke spesies lain dan wilayah lain, dampaknya bisa lebih luas lagi,” kata Sahat.

Selain itu, Sahat mendorong pemerintah daerah, Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Sumedang serta daerah lainnya untuk mempercepat pendaftaran kebun dan rumah kotak. Ini adalah salah satu persyaratan teknis ekspor.

Sementara itu, CEO Perusahaan Reuna. Ltd Kiichi Hayashi, Mango Power saat ini dibuka di Jepang sementara menemukan pasar buah di Jepang masih sulit. Oleh karena itu, ia berharap jika hal tersebut bisa dipenuhi di negara lain termasuk Indonesia, maka masyarakat Jepang bisa menikmati buah-buahan baru.

Potensi pasar varietas mangga di Jepang rata-rata mencapai 7.000 ton per tahun. Saat ini Jepang membeli 3.500 ton mangga dari Meksiko setiap tahunnya. Pada tahun 2024, ekspor mangga dari Indonesia ke Jepang sebanyak 600 ton. Masing-masing mungkin berharga 30 ton. -40 ribu Rp,” ujarnya.

Untuk meningkatkan kapasitas tersebut, terjalin kemitraan dengan Lembaga Pembangunan Jawa Barat, Universitas Padjadjaran (Injabar Unpad). Kedua belah pihak sedang mempersiapkan pembangunan fasilitas karantina tumbuhan untuk perlakuan panas uap (VHT), salah satu persyaratan teknis yang diminta Jepang.

“Kami berharap pembangunan fasilitas ini selesai dengan baik dan mangga (Gedong Jinku) segera diekspor ke Jepang. Kami perkirakan alat tersebut sudah bisa digunakan pada bulan Oktober-November. Jadi mungkin ekspor perdana bisa kita mulai pada bulan Oktober-November. November,” kata Injabar Direktur Eksekutif Unpad Kerry Lestari

Carey menjelaskan potensi produksi mangga Gedong Jinku bisa meningkat di Jawa Barat, antara lain Sumedang, Majalengka, Indramayu, Sirebon, dan Kuningan.

“Produksi bisa terus meningkat, kapasitas saat ini hanya 2.500 ton per tahun. Upaya yang bisa dilakukan antara lain dengan melakukan peremajaan pohon mangga yang sudah tua,” ujarnya.

Akses pasar ekspor mangga dari Indonesia ke Jepang dibuka pada Februari lalu setelah Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (MAFF) Jepang menyerahkan persetujuan kepada Badan Karantina Indonesia. Rintangan teknis selama 17 tahun akhirnya dapat diatasi. Hal ini didukung dengan hasil survei yang menyatakan bahwa wilayah Jawa Barat bebas dari hama tanaman (OPTK) jenis lalat buah Bactrocera occipitalis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *