iaminkuwait.com, JAKARTA — Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyoroti tantangan industri TPT di Indonesia akibat serbuan produk TPT impor ilegal. Manajer Pengembangan Big Data Indef, Eko Listiyanto mengatakan, sebagian besar netizen menunjukkan dukungan terhadap industri TPT dalam negeri.
Dengan menganalisis tanggapan masyarakat di media sosial Twitter atau Kamis (8/8/2024).
Menurut Eko, warganet menilai pemerintah harus lebih kuat dalam menangani impor TPT ilegal. Eko mengatakan, warganet menilai hal tersebut akan mematikan keberlangsungan industri TPT di Indonesia.
“Hingga 99 persen warganet setuju produk impor ilegal harus diberantas. Netizen menilai produk impor ilegal hanya akan mematikan bisnis atau produk lokal,” kata Eko.
Eko mengatakan, hal itu terangkum dalam survei melalui analisis big data yang dilakukan Continuum berdasarkan kumpulan perbincangan yang dilakukan di media sosial. Dalam survei tersebut, lanjut Eko, netizen juga mempertanyakan peran Bea dan Cukai dalam membiarkan masuknya produk TPT secara ilegal ke Indonesia. .
“Sebanyak 64 persen warganet meragukan Satgas Impor efektif menangani impor ilegal,” lanjut Eko.
Berkaca dari kebijakan pembentukan satgas sebelumnya, lanjut Eko, warganet menilai kehadiran satgas tidak banyak berdampak dalam pemberantasan produk impor ilegal. Eko mengatakan pemerintah harus mencari perkembangan baru untuk menjaga keberlangsungan industri TPT dalam negeri.
“Penggerebekan gudang barang ilegal ini selain diapresiasi juga menuai kecaman dari netizen, karena yang digerebek hanya hilirnya, seharusnya hulu yang diutamakan,” lanjutnya.
Selain mendukung pemberantasan produk TPT ilegal, Eko mengatakan warganet juga mendorong para pelaku industri TPT lokal untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kualitasnya. Eko mengatakan, hal ini merupakan kontribusi positif dalam menjaga pasar dalam negeri.
“Warganet menilai produk impor ilegal harusnya diberantas, mereka kasihan dengan produk dalam negeri. Namun warganet juga memberikan masukan untuk meningkatkan kualitas produk dalam negeri agar bisa berjuang lebih baik lagi,” kata Eko.