Ingin Panggil Si Kakak, Orang Tua Kadang Malah Teriaki Nama Si Adik, Ini Penyebabnya

Radar Sumut, JAKARTA — Keluarga yang memiliki minimal dua orang anak pasti tahu apa artinya jika orang tua salah menyebut anak yang lebih tua dan memanggil adik dengan nama depannya. Selain itu, kita bisa saja tidak sengaja memanggil nama seseorang dengan nama orang lain.

Mengapa hal ini bisa terjadi, terutama pada orang yang kita kenal baik? Kesalahan ini disebut kesalahan “Freudian”. Bertentangan dengan kepercayaan umum, ini bukanlah tanda pengabaian atau ketidakpedulian.

Seperti dilansir Indian Express, Rabu (17/4/2024), Dr Mazher Ali, Psikiater, CARE Hospitals, Banjara Hills, Hyderabad, India, mengatakan otak menyimpan informasi yang dapat dipahami manusia. Jaringan ini dikenal sebagai jaringan mental semantik.

Jaringan mental semantik menghubungkan nama, wajah, orang, dan hubungan kita dengan orang lain. Terkadang saat mengambil nama seseorang, informasi lain muncul di dekatnya dan terjadi kesalahan.

Misalnya, jika Anda memikirkan pencapaian saudara kandung sambil mencoba mengingat nama orang tua Anda, nama mereka akan muncul. Faktanya, ada ilmu di balik mencintai dan salah mengucapkan nama orang yang kita cintai.

Penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan jenius Samantha Deffler menambahkan lapisan lain pada cerita ini. Penelitiannya, yang diterbitkan dalam jurnal Memory and Cognition, menunjukkan bahwa kesalahan memori dapat memengaruhi keadaan emosi kita.

Misalnya, orang tua yang memanggil anaknya dengan nama anak lain mungkin sedang berpikir untuk bersosialisasi dengan anak lain atau berada di bawah tekanan keinginan orang tuanya. Penting bagi dr. Namun dia mengatakan tidak ada tanda-tanda perasaan sakit hati terhadap anak yang salah disebutkan namanya.

Sebaliknya, ini adalah hubungan emosional sementara yang menyebabkan kesalahpahaman kata-kata. Selain itu, penelitian Deffler menemukan hubungan mengejutkan antara salah mengucapkan nama dan hubungan romantis.

Terkadang orang yang menjalin hubungan romantis memanggil temannya dengan nama kerabatnya. Hal ini menunjukkan bahwa otak dapat mengkategorikan orang-orang yang dicintai ke dalam “kolam” emosional dalam jaringan mental semantik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *