Instrumen 3S Ini Jadi Cara Bank Indonesia Jaga Stabilitas Rupiah

Radar Sumut, Jakarta – Bank Indonesia (BI) berupaya keras menjaga stabilitas dan inflasi rupiah. Salah satu solusinya adalah dengan memperdagangkan mata uang yang mendukung atau menguntungkan pasar.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual pada Rabu (24/4) mengatakan: “Dengan memperkuat respon kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi dan menstabilkan nilai tukar rupiah, Bank Indonesia terus mengoptimalkan Strategi Operasi Mata Uang Ramah Pasar. berbagai alat pro-pasar yang dioptimalkan untuk BI.

Instrumen tersebut antara lain Surat Berharga Bank Indonesia Rupiah (SRBI), Surat Berharga Asing Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Bank Indonesia Valas Asing (SUVBI). Semua dirilis pada tahun 2023.

Perry juga mengatakan, tingkat inflasi saat ini masih dalam kisaran sasaran 2,5% plus minus 1%. Hal ini tercermin dari kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 3,05% year-on-year pada Maret 2024.

Ia mengatakan bank sentral akan terus memperkuat bauran kebijakan moneternya untuk memitigasi risiko yang dapat memberikan tekanan pada inflasi. Tekanan-tekanan ini termasuk meningkatnya inflasi impor dan kenaikan harga energi dan pangan global.

Inflasi inti tercatat menurun menjadi 1,77% secara tahunan, sementara inflasi harga yang diatur pemerintah (administered price/AP) menurun menjadi 1,39% secara tahunan. Sementara itu, inflasi volatil food (VF) atau pangan meningkat menjadi 10,33% year-on-year dari 8,47% pada bulan sebelumnya karena faktor musiman hari raya keagamaan (HBKN) dan perubahan musim tanam akibat hari raya keagamaan.

Ke depan, Bank Indonesia memperkirakan inflasi CPI tahun ini akan tetap terkendali. Seperti kita ketahui bersama, sasaran inflasi adalah 2,5 plus minus 1%.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *