Isuzu dan Toyota Tanggapi Menperin Soal Impor D-cab

Radar Sumut, JAKARTA — PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) dan PT Toyota Astra Motor (TAM) menanggapi pernyataan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang terkait impor kendaraan double cab (D-cab).

Baru-baru ini, Menteri Agus meminta direksi produsen roda empat mengevaluasi kembali gagasan memilih Thailand sebagai pusat produksi kendaraan niaga, termasuk D-cabs, dibandingkan Indonesia.

Dia juga menekankan bahwa sebagian besar kendaraan ini ada di Indonesia tetapi tidak diproduksi secara lokal, yakni. masih berstatus CBU (completely built) atau seluruhnya didatangkan dari luar negeri.

Menanggapi hal tersebut, Head of Operations and Business Strategy PT IAMI Atias Asril mengatakan, pemerintah harus memberikan insentif yang tepat agar hal tersebut bisa terjadi.

Tentu harus ada insentif kompensasi atau dukungan, kalau tidak dan kalau (hanya) seperti sekarang, ‘relokasi semua pabrik’ mungkin sulit,” ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (22/3). malam.

Attias mengatakan perlu perhitungan lebih dalam untuk memindahkan pabrik ke Indonesia atau menjadikan Indonesia sebagai hub produksi kendaraan niaga, termasuk D-cab.

“Gambarannya, pasarnya seberapa besar? Berapa banyak pemain yang bermain di dalamnya? bukan? Bagaimana ketersediaannya? Apa yang harus ada?” “Perhitungannya seperti ini,” kata Attias.

Hal serupa juga diungkapkan Toyota, saat ini masih mengimpor truk pikap andalannya Toyota Hilux dalam bentuk CBU dari Thailand.

Direktur Pemasaran PT TAM Anton Jimi mengungkapkan masih ada beberapa faktor yang mendorongnya melakukan impor, yang utama adalah pasar Indonesia yang condong ke mobil penumpang tiga baris.

“Manufaktur banyak faktornya, Indonesia kuat di kendaraan 3 baris, makanya kita kuat di Calya, Avanza, Innova, kalau lihat negara ASEAN mana pun, Indonesia pusatnya, tapi untuk pick up, pusatnya di Thailand,” kata Anton dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (19/3/2024).

Oleh karena itu, jika Indonesia memang ingin memproduksi truk pikap, maka pasar truk pikap harus diperluas, tambahnya.

Selain itu, Anton mengungkapkan, pasar truk pickup dan mobil D-cab terbesar di dunia ada di Thailand dan Amerika Serikat, pasarnya sudah mencapai lebih dari 50 persen atau sekitar 400 ribu unit.

“Saya setuju kita menginginkan lokalisasi, tapi kita juga harus realistis bahwa Indonesia adalah negara yang fokus pada kursi 3 baris, dan justru yang kita harapkan daripada melihat prioritas yang akan diambil, kita punya mempertahankan apa yang sudah ada di Indonesia, termasuk hibrida,” kata Anton.

Menurut data Federation of Thai Industry (FTI), hingga Januari 2024, penjualan mobil di Thailand masih didominasi oleh mobil D-cab, dengan penjualan Toyota Hilux sebanyak 9.354 unit, disusul Isuzu D-Max dengan volume penjualan. sebanyak 9325 unit.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *