iaminkuwait.com, JAKARTA – Presiden PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) Ngurah Wirawan menegaskan komitmen perusahaan dalam memberikan fasilitas terbaik bagi para tenant dan mendukung pertumbuhan industri di Indonesia. KITB, kata Ngurah, menyediakan fasilitas dasar yang berorientasi keberlanjutan, antara lain industri berbasis teknologi (SEG Solar), pemanfaatan energi terbarukan, pengelolaan instalasi pengolahan air (WTP), program pengolahan air limbah (WWTP) dan air limbah. Instalasi Pengolahan Air Limbah (SWTP) dan infrastruktur terpadu ramah lingkungan, Greenship Neighborhood merupakan lokasi hunian bersertifikat.
Kata Pak Ngurah dalam keterangannya di Jakarta, Senin (5/8/2024).
Pak Ngore menyampaikan bahwa sebagai kawasan industri berstandar internasional, KITB dilengkapi dengan infrastruktur dan peralatan listrik yang dirancang untuk mendukung kegiatan industri secara efisien dan berkelanjutan dengan penerapan konsep siklus hijau, berkelanjutan, dan ekonomi. Ngurah menjelaskan sejumlah manfaat infrastruktur KITB, antara lain jalan regional sepanjang 50 km yang menghubungkan Jalan Trans Jawa melalui gerbang tol KITB dan Jalan Nasional Trans Pantai Utara Jawa.
Bapak Ngurah mengatakan, “Kedepannya KITB akan menghubungkan jalan daerah dengan pelabuhan bekerjasama dengan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero)) sehingga akan meningkatkan konektivitas antar daerah.
Pak Nagura mengatakan KITB juga telah menyediakan 10 gedung lingkungan Greenship untuk 2.000 pekerja. Selain itu, lanjut Ngurah, KITB akan memiliki dua buah tampungan air baku di sisi timur dan barat untuk memenuhi ketersediaan air baku bagi warga KITB.
Pak Nagura menjelaskan bahwa: Saat ini telah dibangun waduk air baku di Barat dengan kapasitas produksi satu juta meter es, yang menghasilkan sekitar 8,9 juta meter kubik air bersih per tahun. Waduk air baku di Timur ini memiliki kapasitas produksi 5.000 meter kubik dan mampu menghasilkan 6,7 juta meter kubik air bersih per tahun dan terhubung dengan air Sungai U.
“KITB berencana memasang dua unit pengolahan air bersih KITB dengan kapasitas 285 liter per detik dan 215 liter per detik untuk menyediakan air bersih yang terhubung langsung dengan seluruh warga KITB,” kata Nagura.
Selain itu, untuk proyek pembangunan sistem pengolahan air limbah terpadu dan jaringan pipa air, KITB juga memiliki fasilitas pengolahan air limbah ramah lingkungan dengan kapasitas produksi 18 ribu meter kubik per hari yang ditargetkan dapat mengolah 1,8 juta meter kubik per hari. meter kubik air limbah per tahun. Fasilitas pengolahan air limbah ini dimanfaatkan untuk menciptakan nilai tambah dalam pengelolaan air di kawasan tersebut.
Guna menerapkan sistem yang terintegrasi dan ramah lingkungan, kata Nagura, KITB memiliki fasilitas pengolahan sampah yang mengolah sampah dari berbagai lokasi di KITB. Menurut Pak Nagura, sistem ini memungkinkan sampah diolah menjadi 10 persen sampah yang dapat dikembalikan ke lingkungan dengan aman.
“Saat ini KITB berkapasitas 5 ton per hari dan akan terus bertambah sesuai permintaan,” lanjut Ngurah.
Pak Nagura mengatakan KITB yang terletak di atas lahan seluas 4.300 hektar menawarkan lahan industri paling kompetitif di Tanah Air. Pak Ngurah mengatakan KITB juga telah bermitra dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk untuk infrastruktur distribusi gas bumi berdiameter 5 kilometer 8 inci dari pipa Cisem Tahap I dengan kapasitas produksi hingga 15 juta standar meter kubik per hari.
Mr Ngurah mengatakan: Saat ini, KITB dimiliki oleh 18 perusahaan global dan nasional, termasuk PT KCC Glass, PT Wavin Manufacturing, PT Yih Quan Footwear, PT SEG Manufacture, PT Unipack Plasindo dan PT Wanxinda Group. Pak Ngurah mengatakan, PT KCC Glass Indonesia asal Korea Selatan merupakan produsen berbagai jenis kaca berkualitas tinggi dengan kapasitas produksi 420 ribu ton per tahun.
“Saat ini total nilai investasi di KITB mencapai 14,800 miliar dolar dari investor asal Korea, Tiongkok, Taiwan, Belanda, Singapura. Tiongkok dan Amerika telah menyerap 19 ribu tenaga kerja. KITB ke depan bisa menyerap 250 ribu tenaga kerja,” kata Tuan Nagura.