Jadi Penyangga IKN, Penajam Siapkan Strategi Tingkatkan Produksi Pangan

iaminkuwait.com, PENAJAM PASER UTARA — Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, mengambil langkah meningkatkan produksi pangan sebagai wilayah mitra Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Kami sedang mempersiapkan langkah peningkatan produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan pangan,” kata Andi Trasodiharto, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara di Penajam, Minggu (5/5/2024).

Peningkatan produksi pertanian bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan memenuhi kebutuhan pangan ibu kota baru Indonesia sebagai wilayah mitra IKN. Ia mengatakan, langkah yang dilakukan antara lain pemanfaatan lahan secara maksimal dengan melibatkan kelompok tani di Kabupaten Penajam Paser Utara.

Kelompok tani meliputi kelompok tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan yang termasuk dalam lembaga Kementerian Pertanian dan diberdayakan untuk meningkatkan produksi pangan.

Setiap tahunnya, produksi beras di Kabupaten Penajam Paser Utara mencapai sekitar 32.000 ton, sedangkan kebutuhan konsumsi beras masyarakat di daerah yang dikenal dengan nama Benuo Taka ini sekitar 16.000 ton per tahun.

“Jadi setelah kebutuhan konsumsi beras masyarakat terpenuhi, masih akan terjadi surplus sekitar 15.000 ton beras per tahun, namun akan terus bertambah,” ujarnya.

Ia menjelaskan, percepatan perbaikan pangan lainnya juga akan terus dipercepat dan mendorong kelompok tani untuk mengubah lahan terlantar menjadi lahan produktif. Di Kabupaten Penajam Paser Utara, peran penyuluh pertanian diperkuat untuk membantu petani, pekebun, dan pembudi daya ikan agar bekerja lebih efisien dan mencapai percepatan pertumbuhan produksi pangan.

“Peran 67 tenaga kerja pertanian yang tersebar di balai penyuluhan pertanian di empat kabupaten, didampingi 600 kelompok tani, terus diperkuat,” ujarnya.

Langkah-langkah antisipasi terhadap serangan penyakit atau hama tanaman dan tindakan untuk mengelola kebutuhan pupuk, benih dan solar juga dirancang untuk memastikan tidak ada masalah dalam mempercepat pertumbuhan produksi pangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *