iaminkuwait.com, JAKARTA – Penyanyi Bali Mahalini Ayu Raharja menggelar tradisi adat pamit kampung halaman pada Minggu (5/5/2024). Sebelum menikah dengan penyanyi Rizky Febian, ia sempat menggelar parade prewedding.
Keluarga Rizky Febian, termasuk sang ayah, komedian Sule, turut menjadi saksi dalam momen yang diunggah di kanal YouTube SL Media. Memangnya apa maksudnya berpamitan? Putu Fajar Arcana, kritikus budaya Bali menjelaskan, perpisahan merupakan prosesi di mana pengantin mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga, tokoh adat, dan leluhur sebelum pernikahan.
“Tradisi pamit atau pamit ini ada dalam Manawa Dharmasastra, kitab hukum Hindu Bali yang memuat literatur atau aturan. Dilakukan sebelum semua upacara perkawinan, tidak hanya perkara pindah agama,” kata Putu kepada Republika.co. .id, Senin (6/5/2024).
Putu menjelaskan, calon pengantin mengadakan pesta perpisahan sebelum menikah karena masyarakat Bali menganut garis keturunan patrilineal yaitu keturunan laki-laki. Dalam budaya Bali, perempuan diwajibkan mengikuti suaminya setelah menikah, kecuali dalam beberapa kasus.
Putu mengatakan perpisahan meliputi dua kategori, sekale atau sekala dan niskale atau niskala. Dengan berpamitan satu kali, calon pengantin mengucapkan selamat tinggal kepada orang tuanya. Bentuknya bisa bermacam-macam, seperti sungkeman atau pemberian nasehat dari orang yang lebih tua.
Pengantin wanita juga mengucapkan selamat tinggal kepada tokoh agama dan tokoh desa atau banjari. Disusul pula dengan perpindahan administratif dimana nama calon mempelai wanita dihapus dari keluarga inti atau banjari dan dialihkan ke keluarga mempelai pria.
Doa-doa Hindu dipanjatkan pada perpisahan niskala, suatu bentuk simbolis pengantin wanita mengucapkan selamat tinggal kepada leluhurnya. Prosesi tersebut dilaksanakan di pura keluarga wanita yang dipimpin oleh seorang pendeta Bali. Jika calon suami juga beragama Hindu, maka laki-laki boleh berdoa, bukan perempuan. Namun, jika Anda berbeda keyakinan, hal tersebut tidak diperbolehkan.
Setelah berpamitan, calon mempelai wanita tidak lagi menjadi bagian inti dari garis keturunan leluhurnya, melainkan mengabdi dan mengikuti laki-laki di keluarga barunya. Bukan berarti keluar dari keluarga secara harafiah dan “pergi”, melainkan masuk dan membentuk keluarga baru.
Jika calon pengantin berpindah agama, kata Putu, biasanya dibicarakan terlebih dahulu dan menjadi kesepakatan. Biasanya ada diskusi informal tentang Mahalini yang masuk ranah pindah agama dan tidak lagi beragama Hindu, ujarnya.
Dosen penulisan kreatif Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR ini menjelaskan, pelaksanaan pamitan bergantung pada kesepakatan adat yang aturannya berbeda-beda di setiap banjar. Misalnya, jika direncanakan mengadakan pesta atau pesta kecil-kecilan setelah pamitan, tidak masalah.
Menurut Putu, hal ini menunjukkan keterbukaan masyarakat Hindu Bali yang sudah terbiasa menyambut tamu. Namun gagasan tersebut masih harus mendapat persetujuan dan harus mendapat persetujuan dari tokoh adat yang mengkaji beberapa peraturan.
Sebelum berpamitan, ada pula prosesi lamaran yang disebut mepadik. Dalam proses lamaran ini terjadi musyawarah antara kedua keluarga dengan disaksikan oleh tokoh adat kedua mempelai dan calon mempelai. Tanyakan kedua belah pihak tentang kesediaan dan persetujuan mereka untuk menikah.
Biasanya prosesi ini diawali oleh perwakilan keluarga laki-laki yang menyampaikan maksud kedatangannya. Perpisahan dan perpisahan tidak harus dilakukan secara bersamaan, karena keluarga mungkin sedang mencari hari baik terlebih dahulu. Namun, ada pula calon pengantin yang rela melakukannya di hari yang sama demi menghemat waktu dan jarak.
Apa yang dilakukan Mahalini dan Rizky yang akrab disapa Putu ini menjadi bukti bahwa adat istiadat diterima dan dilestarikan meski dalam berbagai prosesi saat ini. Menurut Putu, hal itu bagus karena merupakan bentuk menghormati adat dan menghormati asal usul.
Saat parade perpisahan Mahalin yang juga dihadiri keluarga Rizky Febian, banyak yang salah paham kalau itu bagian dari prosesi pernikahan mereka di Bali. Menanggapi hal tersebut, Putu menegaskan bahwa perpisahan bukanlah bagian dari upacara pernikahan.
“Mengenakan pakaian adat yang ia kenakan merupakan bentuk penghormatan terhadap adat istiadat di sana, sesuatu yang bisa disepakati, mungkin juga agar ia terlihat baik,” kata penulis kumpulan cerpen “Drupad” itu.