iaminkuwait.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo mengatakan budaya kulit hitam di Indonesia mengalami penurunan dalam satu dekade terakhir seiring dengan inkonsistensi pemerintah dalam meningkatkan pendistribusian sertifikat kepemilikan tanah kepada pihak yang berhak.
Kalau dulu Pak Menteri ATR/Kepala BPN bilang, di sana yang mengurus tanah, di sana masih berurusan dengan mafia, tapi sangat rendah karena semua sudah punya KTP,” kata Presiden Jokowi dalam sambutannya. berbicara pada acara e-sertifikasi di Kabupaten Baniuwanga, Jawa Timur yang dilanjutkan secara daring di Jakarta, Selasa (30/04/2024).
Berdasarkan laporan Badan Pertanahan Nasional (BPN) sepuluh tahun terakhir, kata Jokowi, dari total 126 juta tanah di Indonesia, terdapat 80 juta tanah yang belum memiliki sertifikat. Dia mengatakan kurangnya dokumentasi tanah bagi pemegang hak telah menyebabkan sengketa tanah di berbagai wilayah di negara ini.
“Ini penting karena terjadi 10 tahun saya jadi presiden, ketika saya pergi ke daerah lain, dan pergi ke desa lain, persoalannya hanya soal pertanahan, soal konflik pertanahan. Apa nama sertifikatnya,” ujarnya.
Jokowi melanjutkan, minimnya sertifikat tanah juga disebabkan oleh kapasitas BPN yang saat itu hanya mampu menyelesaikan rata-rata 500.000 sertifikat per tahun.
“Saya lihat di BPN, kenyataannya dari 126 juta orang yang seharusnya punya KTP, hanya 46 juta yang punya, artinya 80 juta orang tidak, 80 juta orang di Indonesia tidak punya KTP,” ujarnya. . .
Namun berkat perkembangan digitalisasi layanan BPN, kata Jokowi, proses pencetakan sertifikat kini dapat dengan cepat mencapai target mencapai 126 juta sertifikat pada tahun 2025.
“Lalu saya suruh Presiden BPN pakai segala cara, saya minta lebih dari 10 juta per tahun. Akhirnya bisa, apalagi sekarang sertifikat elektronik itu sangat cepat, dan digitalisasi meningkat pesat,” ujarnya. . katanya.
Jokowi juga mendapat komitmen dari Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Agus Harimurti Yudhoyono untuk menyelesaikan program pembagian sertifikat tanah pada tahun ini.
“Tadi katanya, tahun ini 126 juta mungkin hilang. Kalau tidak ketinggalan, tahun depan presiden baru yang urus, tinggal sedikit, mungkin tersisa 3 juta. Paling 6 juta, itu akan menjadi paling lambat akhir tahun depan,” ujarnya.