Kebiasaan ‘Menumpuk’ Baju Kotor Dikaitkan dengan Pengidap ADHD

Radar Sumut, JAKARTA – Sebagian orang punya kebiasaan menunda membuang pakaian lebaran yang bersih atau kotor. Daripada menaruhnya di lemari atau mencuci sebentar, tali jemuran hanya diletakkan di lantai atau disebar di kursi selama berhari-hari.

Ada namanya, kabinet lantai. Dalam postingan TikTok yang viral, Jeff Rice, pembuat konten YourADHDBrain.com, mengatakan loker rendah biasa terjadi pada orang dengan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (ADHD).

“Lemari bawah bisa di keranjang cucian yang sudah berhari-hari atau berminggu-minggu tidak disimpan, atau di koleksi pakaian yang sudah lama dipakai namun tidak terlalu kotor. dan biarkan mereka tergeletak di lantai atau digantung di kursi” – kata Rice dalam video tersebut.

Mengapa kebiasaan menjaga pakaian biasa umum terjadi pada penderita ADHD? Terapis Billy Roberts dari Focused Mind ADHD Counseling di Columbus, Ohio, menjelaskan bahwa ADHD memengaruhi fungsi otak, yang mengontrol motivasi, perencanaan, memori kerja, pengorganisasian, dan pengendalian diri.

“Saat dihadapkan pada tugas yang membosankan, otak ADHD mengalami overdrive dan mulai mendambakan tugas yang lebih menarik. Tugas yang membosankan seperti mencuci pakaian sering kali membuat frustrasi karena dapat menumpuk, sehingga banyak penderita ADHD merasa frustrasi dan menghindari tugas tersebut. ., kata Roberts.

Meski tidak nyaman, mencuci bukanlah hal yang mendesak (setidaknya sampai Anda kehabisan pakaian dalam yang bersih). Menurut Rachael Bloom, seorang terapis dari Los Angeles (AS), otak penderita ADHD mudah terganggu oleh ide-ide yang bersaing.

“Tugas yang membosankan dan seringkali tidak mendesak sulit untuk diprioritaskan, sementara tugas yang mendesak memiliki cara untuk menghilangkan gangguan lain, yang pada dasarnya ‘memaksa’ Anda untuk memprioritaskan dan menyelesaikannya,” kata Bloom.

Dia mengutip penelitian yang menunjukkan bahwa orang dengan ADHD memiliki gelombang otak beta yang lebih sedikit. Beta adalah jenis gelombang otak yang membuat seseorang tetap waspada dan fokus secara mental. Stres, masalah, atau tenggat waktu dapat memicu lebih banyak gelombang beta yang dapat membantu “menerangi” fokus pada penderita ADHD.

Selain fungsi eksekutif, mandi melibatkan memori jangka pendek, yang dapat menjadi tantangan lain bagi penderita ADHD. Terry Matlen, seorang psikiater dan terapis ADHD di negara bagian Michigan, AS, menjelaskan bahwa inilah sebabnya banyak penderita ADHD kesulitan mengingat untuk memasukkan pakaian dari mesin cuci ke pengering.

Matlen menekankan bahwa pencucian yang seolah tak ada habisnya hanya menambah tantangan. “Meski sulit, kami tahu keesokan harinya akan dimulai lagi. Setiap beberapa hari banyak muncul pakaian bersih dan kotor,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *