Kecanduan Gim-Medsos, Anak Berisiko Jadi Lemot

Radar Sumut, JAKARTA – Orang tua harus lebih peka untuk mencegah anaknya kecanduan apa pun. Kecanduan perilaku, seperti kecanduan game atau media sosial, dapat memengaruhi kemampuan kognitif anak.

Pada Minggu (31/3/2024), ahli saraf Yetty Ramli mengatakan dalam sebuah diskusi online: “Orang yang kecanduan bermain game jelas mendapat nilai lebih rendah daripada orang normal dalam tes fungsi berpikir.

Pertama, dari sudut pandang pengendalian diri. Anak-anak yang kecanduan sulit mengalihkan perhatiannya, sehingga cenderung kurang memperhatikan lingkungan sekitar dan lambat bereaksi ketika terjadi sesuatu di sekitarnya. Selain itu, kecanduan juga dapat memengaruhi emosi anak sehingga membuatnya tidak stabil dan sulit dikendalikan.

“Misalnya kalau disuruh berhenti, dia akan marah, geram, bahkan ada yang membunuhnya,” kata Yeti.

Kedua, dari segi memori. Kecanduan dapat menyebabkan kelupaan, sehingga anak dapat mengalami kesulitan belajar.

Yetty juga mengulas dampak kecanduan terhadap kemampuan bicara dan komunikasi anak. Anak yang kecanduan terhadap suatu hal menurunkan kualitas dan kuantitas interaksinya dengan orang tua dan lingkungan.

Akibatnya, komunikasi dan kemampuan motorik anak berkembang lebih lambat. Yetty menghimbau para orang tua untuk lebih memperhatikan waktu yang dihabiskan anak untuk bermain game atau browsing media sosial, terutama pada masa tumbuh kembangnya.

“Sehingga anak akan kesulitan dalam melakukan seluruh keterampilan, baik motorik, motorik halus, dan motorik kasar, serta keterampilan berbicara, terutama yang mengalami keterlambatan perkembangan,” kata dr Cipto Mangunkusumo, dokter RSUPN Jakarta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *