iaminkuwait.com, Jakarta — Kementerian Kesehatan menyebutkan tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko tertinggi keempat, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 dan Cohort Study Penyakit Tidak Menular (NCD) 2011-2021. . Angka kematian adalah 10,2%.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Eva Susanti dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu (18 Mei 2024), mengatakan hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. , 90-95% kasus didominasi oleh hipertensi esensial.
Eva melanjutkan, data menunjukkan 59,1% penyebab kecacatan (penglihatan, pendengaran, dan berjalan) pada penduduk usia 15 tahun ke atas adalah penyakit menular, 53,5% diantaranya adalah PTM, dan 22,2% adalah penyakit darah tinggi. tertentu.
“Proporsi penderita hipertensi berusia 18 hingga 59 tahun yang melakukan aktivitas fisik rendah 1,9 kali lebih tinggi dibandingkan proporsi penderita hipertensi yang melakukan aktivitas fisik cukup,” kata Direktur P2PTM Eva Susanti.
Dijelaskan, pada penderita hipertensi berusia 18 hingga 59 tahun, angka kejadian obesitas sentral atau kelebihan lemak di perut 3,4 kali lebih tinggi dibandingkan penderita hipertensi tanpa obesitas sentral. Sementara itu, proporsi penderita hipertensi di atas 60 tahun dengan obesitas sentral sama dengan proporsi penderita hipertensi tanpa obesitas sentral.
Ia mencontohkan kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas fisik, kurangnya asupan sayur dan buah, serta konsumsi makanan asin merupakan perilaku masyarakat yang dapat meningkatkan faktor risiko tekanan darah tinggi.
Eva menggalakkan pola hidup sehat melalui ‘OBEY’, yaitu rutin memeriksakan kesehatan dan mengikuti anjuran dokter, mengobati penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, menjaga pola makan dengan gizi seimbang, dan mengupayakan aktivitas fisik. Ia mengatakan, tekanan darah tinggi bisa diturunkan dengan menerapkan pola hidup sehat. Aman untuk menghindari asap rokok, alkohol, dan karsinogen lainnya.
Ia mengatakan, peran Kementerian Kesehatan dalam penanganan hipertensi adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan faktor risiko hipertensi, meningkatkan pola hidup sehat, melakukan deteksi dini, dan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat, termasuk pelayanan diagnosis dan penatalaksanaan serta pengobatan hipertensi. Dia bilang dia akan menyediakannya. Artinya, tekanan darah tinggi terkendali.
Selain itu, Kementerian Kesehatan menyatakan fokus pada pengembangan sumber daya manusia, integrasi seluruh sistem ke dalam SATU SEHAT, peningkatan kapasitas masyarakat, dan dukungan penelitian inovatif.
Senada dengan itu, Presiden Perkumpulan Hipertensi Indonesia (InaSH, 2019-2021), Dr. uggul D. Situmorang menyampaikan, ada beberapa faktor penyebab darah tinggi, antara lain stres, usia, keturunan, asupan garam, dan obesitas. .
Stumpf juga mengatakan tekanan darah tinggi atau tekanan darah tinggi dapat menyebabkan komplikasi seperti stroke, kebutaan, gagal jantung, dan gagal ginjal. Untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan mencegah penyakit tidak menular, masyarakat harus menerapkan perilaku ‘SMART’ seperti pemeriksaan kesehatan secara teratur, berhenti merokok, rajin aktivitas fisik, pola makan seimbang, istirahat yang cukup, dan manajemen stres, ujarnya.
“Banyak sekali obat yang bisa dipilih, begitu banyak obat yang perlu diketahui secara pasti cara kerjanya, digunakan untuk siapa, dan cara penggunaannya yang baik dan benar,” kata Tinggi.