Kemenko PMK Dorong Industri Riset Bentuk Kampung Elektronika Indonesia

iaminkuwait.com, JAKARTA — Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) terus mendorong tumbuhnya industri penelitian dan pengembangan agar Indonesia bisa mewujudkan kampung elektronik.

“Industri elektronika selalu merupakan industri yang tumbuh seiring dengan kemajuan negara, karena teknologi akan terus berkembang. Sampai saat ini penelitian di bidang elektronika masih sedikit, padahal jika berkembang kita bisa memiliki desa elektronik. Kata Deputi Koordinasi. Koordinator Kementerian Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Varsito saat pertemuan dengan Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) di Jakarta, Kamis (16/5/2024).

Menurutnya, kampung perakitan atau elektronika sudah banyak berkembang di negara-negara maju, salah satunya China.

“Di China, perusahaannya seperti itu. Banyak perusahaan mobil yang dikelompokkan di desa-desa tersendiri, ada desa yang ahli kacang-kacangan, yang ahlinya, nah, maksud saya penelitian ini harusnya bisa mencapai rekomendasi itu,” ujarnya.

Warsito menjelaskan, suatu industri di Indonesia misalnya, kemudian akan dihubungkan dengan politeknik elektronika, sehingga bisa ada keterkaitan dan persamaan dalam dunia industri. “Contohnya di desa yang banyak generasi mudanya, diajari merakit barang-barang sederhana dalam bidang elektronik, kemudian produknya dirakit dan pihak industri memastikan kendali mutunya, nah, itulah yang disebut dengan desa elektronik.

Ia mencatat pentingnya forum diskusi dengan ILO untuk menemukan kesamaan bahasa antara pelaku bisnis dan industri, industri besar dan kecil dan menengah, karyawan atau sumber daya manusianya. “Sumber daya manusianya dari pendidikan dan pelatihan di bidang ini, makanya kita bahas dialog nasional khusus supply dan demand sektor elektronika,” ujarnya.

Ia juga menyoroti kecilnya kontribusi industri elektronik terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Total 20 persen PDB-nya dari infrastruktur, disusul elektronik, hanya berkisar dua persen, itu masih kecil,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur ILO Indonesia dan Timor-Leste Simreen Singh berbicara tentang pentingnya investasi pada keterampilan sumber daya manusia untuk mentransformasi pasar tenaga kerja Indonesia. “Indonesia mempunyai banyak industri, namun jumlah pekerja terampilnya sangat sedikit. Oleh karena itu, perlu adanya upskilling dan reskilling.”

Ia menekankan pentingnya berinvestasi pada soft skill dibandingkan hard skill. “Investasi yang paling penting adalah soft skill, bukan hard skill, karena manusia bukan robot, yang penting kinerjanya ditingkatkan,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *