iaminkuwait.com, JAKARTA — Batuk merupakan masalah kesehatan yang umum dan mengganggu. Secara umum, batuk disebabkan oleh adanya masalah pada paru-paru atau organ pernapasan lainnya. Batuk dapat mengganggu tidur, belajar, interaksi profesional dan sosial.
Gejala batuk kronis dapat mengganggu pola tidur sehingga menyebabkan kelelahan dan sulit berkonsentrasi sehingga dapat memperburuk gejala batuk. Selain itu, batuk yang kuat dapat menyebabkan nyeri dada pada beberapa orang.
Sebelum bergegas ke dokter, banyak orang yang mencoba mengobati sendiri batuknya dengan obat yang dijual bebas (OTC) karena murah dan mudah digunakan. Hal tersebut mungkin benar, namun banyak orang yang bingung memilih obat batuk OTC yang tepat karena beragamnya pilihan, jenis batuk, dan kemungkinan efek samping.
Dokter Spesialis RS EMC Cikarang, Dr. Patriotika Ismail, Sp. PD mengatakan, pemilihan obat batuk yang dijual bebas sebaiknya dilakukan dengan hati-hati. Menurutnya, sebaiknya digunakan sendiri pada tahap awal untuk mengurangi gejala batuk. Namun sebelum itu, penting untuk mengetahui jenis batuk yang Anda alami, apakah batuk kering atau batuk berlendir, dan apakah batuk tersebut disebabkan oleh paparan alergen atau bukan. Anda perlu mengetahui sudah berapa lama Anda menderita batuk. Sebab, jika obat yang diminum tidak baik, maka gejala batuknya tidak kunjung hilang. Jika batuknya tidak kunjung reda, jangan ragu untuk segera berkonsultasi ke dokter, kata dr Patriotica dalam keterangan tertulis yang diterima Republika. co.id pada Senin (9 November 2024).
Gejala batuknya berbeda-beda sehingga kandungan obat yang dibutuhkan untuk pengobatannya pun berbeda-beda. Agar akurat dan obyektif, perhatikan kolom isi yang tertera pada kemasan obat dan sesuaikan dengan jenis batuk yang Anda alami.
Untuk gejala batuk berlendir dianjurkan obat batuk ekspektoran yang dijual bebas seperti guaifenesin, sedangkan untuk gejala batuk kering dianjurkan obat penawar seperti dekstrometorfan. Sementara itu, jika Anda mengalami batuk tidak berdahak yang disebabkan oleh alergi, sebaiknya konsumsi obat batuk yang dijual bebas yang mengandung klorfeniramin atau antihistamin.
Meski harganya lebih murah dibandingkan obat resep, obat OTC dianggap sebagai pertolongan pertama yang terbukti efektif mengurangi gejala batuk umum karena memiliki banyak atau lebih obat resep serupa, hanya saja dalam dosis yang lebih rendah. Umumnya, batuk bersifat self-limiting, artinya batuk akan hilang dengan sendirinya, sehingga obat yang dijual bebas sudah cukup untuk mengatasi gejala batuk pada tahap awal.
Ketersediaan yang dijual bebas seringkali berarti masyarakat tidak memiliki pengetahuan rinci tentang dosis yang dibutuhkan. Seperti halnya obat pada umumnya, obat batuk OTC jika tidak digunakan sesuai dosis dan durasi anjuran, dapat menimbulkan efek samping seperti mual, muntah, dan perubahan tekanan darah.
Dokter Dokter PT Bintang Toedjoe, Dr. Elizabeth Angelina mengatakan, obat-obatan yang dijual bebas dianjurkan sebagai pertolongan pertama dan untuk batuk, bukan yang kronis. “Penting untuk menjaga pola pengobatan yang tepat ketika menggunakan obat batuk yang dijual bebas, karena overdosis obat OTC tidak hanya menguras dompet Anda, tetapi juga berdampak negatif pada kesehatan Anda.” “Seperti halnya pengobatan mandiri jenis apa pun, konsumsinya harus sesuai anjuran dengan membaca petunjuk penggunaan secara hati-hati,” ujarnya.
Bagi yang membawa barang bermanfaat, obat batuk OTC dalam kantong dinilai sebagai pilihan yang tepat, karena memiliki satu dosis per kantong, mudah dibawa dan dimakan kemana saja jika penting, tanpa resiko membawa obat dan obat. botol bisa pergi. keluar. dan sekaligus membawa sendok takar. Selain itu, obat batuk yang dijual bebas juga tersedia di apotek atau minimarket terdekat, sehingga mudah didapat.
“Sebagai konsumen yang cerdas, Anda perlu mengetahui cara memilih obat batuk yang dijual bebas dari yang ada di pasaran, baik dari segi isi maupun kemasannya. Anda dapat mempertimbangkan obat batuk OTC dalam kemasan sachet lengkap; dekstrometorfan, guaifenesin, dan klorfeniramin maleat 2 mg sehingga efektif meredakan batuk. “Tidak perlu selalu memperhatikan dosis dan cara penggunaan,” ujarnya.