Republik Jakarta — Mulai tahun ajaran baru September 2024, Universitas Kristen Indonesia (UKI) akan membuka mata kuliah “Pengenalan AI” sebagai mata kuliah wajib bagi mahasiswa baru delapan fakultas UKI. Ini merupakan inisiatif bersama antara UKI dan University of Southern California (USC), sebuah universitas terkemuka di Amerika.
Kursus ‘Pengenalan AI’ yang pertama mencerminkan komitmen UKI dalam memberikan pendidikan yang relevan dan terkini kepada mahasiswa, serta komitmen kami untuk menciptakan pusat akademik kecerdasan buatan (AI Centre).
Kursus “Pengantar AI” bertujuan untuk mempelajari dasar-dasar AI, termasuk perkembangannya sejak tahun 1955 hingga saat ini. Pemahaman dasar tentang AI diharapkan dapat menginspirasi siswa untuk menjadi inovator dan pemimpin masa depan. Dengan semakin berkembangnya peran AI dalam berbagai aspek kehidupan, seluruh mahasiswa UKI dari berbagai bidang akan dibekali untuk menjadi inovator dan pemimpin di berbagai bidang dan profesi yang mereka tekuni di masa depan.
Profesor Danishwara K. Harjono, Rektor UKI, merupakan anggota Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Sastra dan Linguistik (FSB), Fakultas Ekonomi dan Perdagangan (FEB), Fakultas Hukum (FH) , Fakultas Kedokteran (FK) dan Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL), Fakultas Ilmu Profesi, memungkinkan Anda untuk mengembangkan pemahaman awal tentang AI dan mulai menerapkan pengetahuan tersebut. Cocok untuk berbagai situasi akademis dan profesional.
“Pada tahun 2030, AI diperkirakan akan menyumbang $3 triliun, atau sekitar Rp47,295 triliun, terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) global dan akan menjadi salah satu pendorong utama dalam mendisrupsi berbagai jenis pekerjaan. Pendidikan AI di masyarakat. “Generasi muda siap beradaptasi dengan perubahan dan memanfaatkan peluang yang ada dari perkembangan teknologi AI,” kata Profesor Dhanishwara dalam siaran persnya (Jumat, 7 Desember 2024).
Pekerjaan ini dianggap sebagai langkah penting dalam mempersiapkan siswa menghadapi tantangan dan peluang yang akan muncul di era AI generatif.
“Pendidikan AI tidak hanya memberikan pengetahuan teknis, tetapi juga membekali mahasiswa dengan kemampuan analitis dan kritis, yang sangat diperlukan dalam dunia kerja saat ini,” tambah Direktur AI Foundation Universitas Kristen Indonesia, Erwin Soeliyajaya.
Menjadikan mata kuliah pengantar AI sebagai mata kuliah wajib bagi seluruh mahasiswa UKI merupakan sebuah langkah maju yang besar.
“Hal ini menunjukkan komitmen Universitas dalam menerima perubahan dan mengikuti perkembangan terkini yang berdampak pada masyarakat, yang tentunya akan didorong oleh AI,” kata penasihat proyek UKI AI Center dan alumni USC, kata USC, anggota pengurus Yayasan Alumni Indonesia. , Teluk Soekawa
Tahapan ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa menghadapi tantangan global yang semakin kompleks dan memanfaatkan peluang yang dihadirkan oleh revolusi teknologi AI.
“Kolaborasi UKI dan USC untuk mendirikan pusat AI akademik akan memberikan mahasiswa UKI akses terhadap sumber daya dan keahlian terbaik di bidang AI, mempersiapkan mereka menjadi bagian dari generasi penerus yang akan memimpin perkembangan teknologi masa depan,” ujarnya. Edward Silite, CEO Yayasan UKI.