iaminkuwait.com, JAKARTA — Riset Kredivo bekerja sama dengan Katadata Insight Center (KIC) menunjukkan proporsi transaksi Paylater dari merchant offline akan mencapai 27,7 persen dari total transaksi Paylater pada tahun 2023. Angka tersebut meningkat hingga 169 persen. sebesar 11,6 persen sebelum tahun 2022.
Sementara itu, kontribusi nilai transaksi paylater pada merchant offline pada tahun 2023 juga tercatat meningkat sebesar 110 persen, dari sebelumnya 13,2 persen pada tahun 2022 menjadi 23,9 persen pada tahun 2023 dari total nilai transaksi.
“Temuan yang sangat menarik dari riset tersebut adalah 27 persen (proporsi) penggunaan Paylater untuk belanja offline. Jadi ini sangat penting dibandingkan tahun 2021-2022, ada peningkatan yang sangat tinggi,” kata Direktur Eksekutif KIC Adek Media. Roza di Jakarta, Selasa (25/6/2024).
Kredivo dan KIC menyatakan persentase pengguna Paylater untuk transaksi offline pada tahun 2023 meningkat signifikan sebesar 103 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dari 17,1 persen pada tahun 2022 menjadi 30,9 persen pada tahun 2023.
Pengguna Paylater berusia 26-35 tahun masih menjadi kelompok dengan jumlah transaksi tertinggi dengan proporsi 44,6 persen pada tahun 2023.
Namun, jumlah transaksi pada kelompok usia 36 tahun ke atas juga tercatat terus meningkat dalam tiga tahun terakhir, dengan proporsinya meningkat dari 27,4 persen sebelum tahun 2021 dan 31 persen pada tahun 2022 menjadi 31,9 persen pada tahun 2023.
Berdasarkan studi tersebut, kota-kota tier 2 dan 3 mendominasi jumlah transaksi paylater di merchant offline dengan angka sebesar 53,1 persen dibandingkan kota-kota tier 1.
Menggunakan Paylater untuk transaksi offline menjadi pilihan bagi masyarakat di level 2 dan 3 untuk terus berbelanja menggunakan Paylater tanpa hambatan infrastruktur digital dan biaya pengiriman yang tinggi. Situasi ini, kata Kredivo, menjadi peluang bagi merchant offline dan penyedia layanan paylater untuk meningkatkan kerja sama dalam mengintegrasikan layanan keuangan kredit digital.
Menurut Kredivo, semakin banyak masyarakat yang berbelanja secara offline karena didorong oleh keinginan untuk mencoba produk sebelum membeli. Sebanyak 55,8 persen responden melaporkan peningkatan frekuensi berbelanja di merchant offline, sedangkan 56,1 persen menyatakan pengeluaran mereka untuk pembelian offline juga meningkat.
Pertumbuhan aktivitas pembelian offline ini didorong oleh kemudahan dalam mengecek dan mencoba produk (78,8 persen) serta pengalaman berbelanja yang lebih personal melalui interaksi langsung dengan penjual (45,2 persen).
Namun di sisi lain, transaksi online Paylater masih didominasi oleh kota-kota tier 1 dengan kontribusi sebesar 50,5 persen terhadap total transaksi di seluruh kota tier 1, 2, dan 3.
Penggunaan paylater di merchant….