iaminkuwait.com, JAKARTA — PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melaporkan laba bersih turun menjadi Rp 2,46 triliun pada semester I-2024. Angka tersebut turun 11% year-on-year dibandingkan Rp 2,75 triliun untuk periode yang sama pada tahun 2023.
“Kami berkomitmen untuk membangun bisnis kami dengan cara yang memperkuat fundamental kami, memprioritaskan penguatan merek kami dan meningkatkan efisiensi biaya untuk mendorong profitabilitas,” kata Presiden UNVR Benjie Yap, dalam wawancara virtual eksklusif tentang hasil keuangan perusahaan pada kuartal kedua tahun 2024. Kita terus seperti ini terus menerus,” ujarnya, dilansir UNVR dari Jakarta, Rabu (24 Juli 2024).
Pada tahun 2024, perseroan melaporkan penjualan bersih sebesar Rp 19 triliun atau turun 6,15% dibandingkan Rp 20,29 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan segmen rumah dan perawatan pribadi mengalami penurunan sebesar 7,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Skor tersebut mencapai Rp12,28 triliun pada Juni 2024, dibandingkan Rp13,25 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Kemudian, penjualan segmen makanan dan minuman juga turun 4% year-on-year menjadi Rp 6,76 triliun pada Juni 2024 dibandingkan Rp 7,04 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Baca: Menlu Retno Kunjungi Kawasan Tambang PT Vale Indonesia
Rinciannya, penjualan ekspor segmen makanan dan minuman perseroan mencapai Rp 119,99 miliar, turun 48,18% year-on-year. Sedangkan di dalam negeri turun 2,35% year-on-year menjadi Rp 6,64 triliun.
Di sisi lain, beban iklan perseroan meningkat 157 basis poin dari 7,6% pada semester I 2023 menjadi 9,1% pada semester I 2024. Pada akhir Juni 2024, total aset perseroan tercatat Rp . 19,72 triliun won. Angka tersebut meningkat dibandingkan Rp 16,66 triliun pada akhir Desember 2023.
Sementara itu, total utang perseroan naik menjadi Rp16,86 triliun pada akhir Juni 2024 dibandingkan Rp13,2 triliun pada akhir 2023. Hal ini disebabkan meningkatnya liabilitas korporasi dengan pihak ketiga hingga Rp4,6 triliun. Liabilitas lainnya dengan pihak ketiga senilai Rp2,3 triliun dan liabilitas lainnya dengan pihak berelasi senilai Rp708 miliar.
Sementara modal perseroan turun menjadi Rp 2,85 triliun pada akhir Juni 2024 dibandingkan Rp 3,38 triliun pada akhir 2023.