Luhut: Indonesia Bisa Kalahkan China dalam Produksi Anoda Baterai Litium

iaminkuwait.com, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kelautan dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengatakan Indonesia bisa memenangkan pesanan produksi anoda baterai lithium dari China, negara terbesar di dunia. Saat ini kapasitas produksi China mencapai 100.000 ton.

“Kita akan mampu menyalip China (dalam produksi anoda baterai litium) dalam waktu dekat,” kata Luhut PT Indonesia BTR New Energy Materials saat memberikan sambutan pada pembukaan pabrik anoda baterai litium di Jawa Tengah, Rabu (7). ). /Agustus 2024). 

Menurut dia, saat ini kapasitas produksi baterai katoda di Jepang dan negara lain mencapai 10.000 ton per tahun. Lalu, Korea punya 40.000 ton per tahun. 

Pada saat yang sama, produksi anoda baterai litium terbesar di dunia saat ini berada di Tiongkok, mencapai 100.000 ton. 

Kapasitas produksi tersebut berbeda 20.000 ton dengan kapasitas produksi BTR PT Indonesia, material energi baru di wilayah Kendal yang hanya 80.000 ton. Meski demikian, Luhut optimistis Indonesia bisa mengalahkan China karena PT Indonesia BTR New Energy Materials milik Kendal dijadwalkan kembali melanjutkan pembangunan tahap 2 pada akhir tahun 2024 bersamaan dengan peresmian Presiden Joko Widodo hari ini. 

Jika pembangunan tahap kedua selesai pada Maret 2025, total produksi katoda baterai litium Indonesia akan mencapai 160.000 ton per tahun. Oleh karena itu, angka ini akan melebihi produksi Tiongkok saat ini sebesar 100.000 ton per tahun. 

Namun sebelum memasuki pengembangan tahap kedua, Luhut mengatakan Indonesia akan menjadi produsen anoda baterai lithium terbesar kedua setelah China.

Ia mengatakan, PT Indonesia BTR New Energy Materials akan memulai pembangunan tahap kedua pada awal kuartal keempat tahun 2024 yang diharapkan selesai pada 1 Maret 2025. Ini mengacu pada produksi anoda baterai lithium dalam negeri. Jumlahnya akan menjadi 160.000 ton. 

“Dibandingkan Presiden Joko Widodo, Jepang mempunyai kapasitas produksi bahan katoda sebesar 10.000 ton, Korea hanya 40.000 ton, dan pabrik terbesar di China berkapasitas 100.000 ton. Itu sebabnya kami akan melakukannya. Mari kita menyalip Tiongkok. Masa depan,” kata Luhut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *