Madani IFF 2024, Merayakan ‘Marwah’ Kemanusiaan di Berbagai Titik Jakarta

iaminkuwait.com, JAKARTA — Madani International Film Festival 2024 digelar pada 3-6 Oktober 2024. Serial tersebut digelar di beberapa lokasi yakni Taman Ismail Marzouki, Universitas Bina Nusantara, Universitas Permadina, Universitas Islam Indonesia, Istiklal . Masjid, Taman Sinapolis Sanayan dan Metropole XXI Jakarta.

“Marveh” dipilih sebagai tema utama tahun ini. Marwa (Morua, kehormatan), muncul dari kekhawatiran akan terlupakannya martabat manusia, terutama dalam genosida yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina.

Perwakilan Dewan Madani IFF Hikmat Darmawan menyatakan, dengan judul tersebut Madani IFF bermaksud menjadi kajian tentang kekerasan di Palestina, Sudan dan lainnya yang menegaskan prinsip “kebebasan adalah hak semua negara”, dan Marwa (rasa hormat).

Honor) sedang mengupayakan kemerdekaan penuh, termasuk sarana budaya seperti festival film internasional ini.

“Film adalah sebuah jendela, bukan sekedar harapan tapi sebuah kreasi kolaboratif yang hidup. Kita hidup di dunia yang penuh dengan konflik yang saat ini semakin meningkat. Apa kontribusi kita dari budaya yang dapat memperbaiki dunia” Harapan kita, tema ‘Marva’ akan menjadi sumber harapan dan kontribusi,” ujarnya dalam jumpa pers, Senin (30/9/2024).

Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan,

Budaya, Riset dan Teknologi, Hilmer Fried menilai judul Marva sangat tepat, karena dengan banyaknya konflik yang melanda dunia – krisis iklim, perubahan sosial yang cepat, merebaknya politik di berbagai daerah, Marva adalah gambaran kebangkitan. negara

Direktur festival, Putut Widjanarko, mengungkapkan keprihatinannya atas penindasan dan kolonialisme yang dilakukan terhadap rakyat Palestina. Itu sebabnya lagi-lagi tahun ini Madani IFF memilih Palestina sebagai negara yang fokus pada negara-negara Muslim.

Wilayah lain yang sering terkena dampak konflik adalah Sudan. Seperti kita ketahui, konflik di Sudan menyebabkan terjadinya pengungsian masyarakat yang kehilangan tempat tinggal, permasalahan ekonomi serta lumpuhnya sistem kesehatan dan sosial. Film Sudan lainnya berjudul Goodbye Julia juga merupakan sebuah film

Madani IFF tahun ini. Film lain yang berfokus pada Sudan berjudul This Jungo Life, yang berkisah tentang pengungsi Sudan yang mencoba berimigrasi ke Eropa.

Menyajikan 57 film dari 20 negara yang diselenggarakan menurut Marwah aatema, salah satunya menurut Putut yang masuk dalam daftar film terpopuler di festival ini adalah film Walled Off (2024) karya sutradara Vin Arfuso (The Irishman, 2019), diproduksi oleh Alana dan Anwar Hadid (saudara kandung keturunan Palestina, Gigi dan Bella Hadid), Roger Waters dari Pink Floyd, dan cucu mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, Kwako Mandela. dinding

Oof disajikan sebagai film terakhir bersama The Teacher oleh sutradara Inggris Palestina, Farah Nabulsi. Melalui pesan video, Fara Nabulsi bercerita tentang foto-fotonya dua tahun lalu di Palestina, di bawah bayang-bayang tentara Israel. Memperkenalkan dua negara (Sudan dan Palestina) sebagai negara fokus merupakan hal baru dalam Madani IFF ke-7.

Menurut Putut, hal itu dilakukan karena IFF Madani tidak bisa meninggalkan Palestina akibat genosida yang masih mereka derita.

Menghadapinya. Tak ketinggalan dalam daftar film yang dihadirkan tahun ini adalah 16 kontestan yang akan bersaing dalam Madani Short Film Competition, sebuah kompetisi yang diselenggarakan setiap tahun oleh IFF Madani. Pada tahun 2024, sebanyak 1.504 film karya sineas dari berbagai negara diterima oleh tim kuratorial Madani, dan 16 aktor terpilih untuk evaluasi festival tersebut berasal dari Bahrain, Belgia, Denmark, Iran, Yordania, Maroko.

Turki dan Indonesia. Selain itu, mahasiswa IFF 2024 mendapatkan 76 entri yang menampilkan film tanpa kompetisi dan 163 entri pada kategori film anak-anak.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Madani IFF juga sangat serius menggarap program Madani Kids untuk anak-anak, guna mengembangkan komunitas film Madani di masa depan.

Program Retrospeksi IFF Madani tahun ini menampilkan Hanung Bramantyo dan Film Islami yang disambut baik oleh sutradara sebagai sumber kebanggaan dan kegembiraan. Haung juga mengatakan gelar bijak itu dekat dengan ajaran Alquran, bahwa manusia harus menjadi berkah bagi seluruh ciptaan. Hung juga mengatakan bahwa filmnya adalah sebuah undangan

Memahami perubahan sosial dan interpretasi baru Islam.

Presiden Madani IFF Foundation yang juga dosen jurusan film Universitas Bina Nusantara, Ekky Imanjaya memaparkan salah satu program khusus Madani IFF tahun ini yang mengundang kalangan minoritas dari beberapa sineas, yakni mengenai terorisme. sejenis yang diproduksi oleh para pembuat film Muslim Thailand. Menurut Aki, program ini istimewa karena memberikan kita wawasan bagaimana umat Islam di negara lain memaknai hal-hal terkait dunia ghaib.

Film menakutkan. Perilisan film horor karya sineas Muslim Thailand ini juga akan dibahas dalam pembahasan

Universitas Binos.

Salah satu film teror Muslim Thailand yang diputar adalah The Damned. Menarik sekali karena Thailand terkenal dengan terorisme, tapi film ini mewakili minoritas Muslim dan dibuat oleh pembuat film Muslim, katanya.

Menurut Direksi Madani IFF Krisnadi Yuliawan, Madani IFF tidak sekadar menyelenggarakan pemutaran film. Selain itu, Madani IFF juga selalu berupaya memperluas jangkauannya dengan para pemangku kepentingan, melalui kolaborasi dengan berbagai pihak. Tahun ini, bekerja sama

Dengan Universitas Bina Nusantara yang telah lama menjadi mitra Madani IFF, universitas tersebut

Paramadina, Universitas Islam Internasional Indonesia, Masjid Istiklal dan ACFFEST (Festival Film Anti Korupsi) KPK, serta Kreasi Prasasti l Perdamaian, Madani juga mengadakan diskusi dan pemutaran film; Termasuk pemaparan topik menarik, dampak tragedi Gaza terhadap dunia perfilman, dalam diskusi bertema Gaza dan pasca-Hollywood yang digelar bersama.

Teman-teman, tenanglah, itu hanya agama.

Perwakilan Komite Film Majelis Jakarta Shuri Jiti Tambonan memuji upaya Madani IFF dalam mengembangkan pemangku kepentingan, baik dari segi penonton maupun mitra. Gietty juga mengapresiasi komitmen Madani IFF yang memastikan film-film yang ditayangkan bersifat inklusif, semua orang bisa menontonnya, tidak hanya kelompok tertentu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *