iaminkuwait.com, JAKARTA — Mahasiswa Program Penelitian Sains Data Universitas Nusa Mandiri (UNM) Kanaya Salsabila Setiawan mendapat kesempatan berharga untuk mempelajari mitigasi bencana melalui Program Mobilitas Mahasiswa. Dalam program ini, Kanaya mengunjungi Komunitas Klaster Mitigasi Lebak Selatan (GMLS) di Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak.
GMLS diakui sebagai komunitas yang aktif dalam membangun kesiapsiagaan dan ketahanan bencana gempa dan tsunami serta telah mendapatkan penghargaan internasional sebagai “Desa Siap Siap Tsunami UNESCO/IOC”.
Wakil Rektor Universitas Nusa Mandiri Bidang 2 Non Akademik, Arif Hidayat, mengatakan tujuan utama kunjungan ke GMLS adalah untuk memahami pentingnya pengurangan dampak bencana di wilayah Lebak Selatan. “Pentingnya kerjasama antar berbagai pihak dalam mengurangi dampak bencana. “Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya tujuan 11 (Kota dan Komunitas Berketahanan) dan Tujuan 13 (Memerangi Perubahan Iklim),” kata Arif, Sabtu (27/7/2019). dalam siaran. 2024).
Menurut Arif, dalam kunjungan tersebut delegasi Universitas Nusa Mandiri berkenalan dengan teknologi terkini yang diterapkan oleh Kanaya GMLS. Beberapa teknologi yang digunakan antara lain Lora, sistem downlink untuk menyampaikan sinyal marabahaya menggunakan sirene, link satelit dari BMKG untuk pemantauan yang lebih akurat, panel kontrol real-time yang menampilkan informasi warga sekitar, dan pembangkit listrik tenaga surya sebagai sumber listrik cadangan. ” katanya.
Arif menegaskan, pemanfaatan teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi penyampaian informasi bencana, tetapi juga memperkuat ketahanan masyarakat terhadap bencana alam.
Dalam kesempatan tersebut Kanaya mendapat kesan positif yang sangat kuat terhadap program ini. Ia merasa terinspirasi atas dedikasi dan kerja keras komunitas GMLS dalam mempersiapkan masyarakat menghadapi bencana.
“Saya sangat terkesan dengan bagaimana teknologi dapat berperan besar dalam mengurangi bencana dan meningkatkan keselamatan masyarakat,” kata Kanaya.
Menurut Kana, pengalaman ini memberinya wawasan baru tentang bagaimana data ilmiah dapat digunakan untuk mendukung upaya pengurangan bencana. Lebih lanjut, Kanaya mengetahui bahwa keberhasilan mitigasi bencana tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga kerja sama antara masyarakat lokal, pemerintah, dan lembaga internasional.
“Kolaborasi antar disiplin ilmu dan pemangku kepentingan sangat penting dalam menciptakan solusi yang efektif dan berkelanjutan. “Program Student Mobility ini tidak hanya memperkaya ilmu akademik namun juga meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesiapsiagaan bencana dan pembangunan berkelanjutan,” jelasnya.
Melalui pengalaman ini, Kanaya berharap dapat menerapkan ilmu yang diperoleh untuk mendukung upaya pengurangan bencana di Indonesia, serta berkontribusi terhadap pembangunan yang lebih aman dan berkelanjutan.