Mahasiswa IPK Rendah Bisa Jadi Pejabat, Iim Fahima Jachja: Itu Cuma Survivorship Bias

Radar Sumut, JAKARTA – Rekrutmen pegawai Program Mahasiswa Manajemen Tahun 2024 yang dibuka PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menjadi sasaran aduan, karena persyaratan yang ditetapkan dinilai terlalu tinggi. Salah satunya indeks prestasi kumulatif (IPK) minimal 3,5.

Kontroversi pun bermunculan, termasuk yang berujung pada kontroversi normalisasi IPK rendah. Sosialita Lim Fahima Jachaja pun angkat bicara mengenai isu tersebut di media sosial X (sebelumnya Twitter) @iimfahim.

Iim tidak setuju dengan pernyataan yang dibacanya di Instagram yang menormalisasi IPK “rendah” oleh pejabat. Bahkan, dalam unggahannya, pejabat tersebut menulis bahwa IPK yang “rendah” ternyata menjadi alasan dirinya menjadi pejabat.

“Kalau pejabat pemerintah mulai bicara seperti ini, ini masalah dunia pendidikan. Jumlah siswa di Indonesia masih rendah, nilai PISA (Program for International Student Assessment) masih rendah, angka melek huruf” Rendah juga. Untuk meningkatkan kualitas hidup, yang utama ya melalui pendidikan,” ujarnya.

Pendiri Queen Rides Association ini mengatakan, Indonesia masih memerlukan pesan-pesan mendasar seperti sekolah yang tepat, SMA, jangan sampai IPK turun dan lain sebagainya. Menurut Iim, Indonesia belum siap untuk berbicara tentang “tidak perlu lulus”, “tidak perlu sekolah”, “IPK rata-rata tidak menjadi masalah”, dan segala pesan yang bertentangan dengan kenormalan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *