Masalah Kesehatan Seksual yang Sering Dihadapi Masyarakat Tapi Sering Diabaikan

iaminkuwait.com, JAKARTA — Kesehatan seksual merupakan aspek penting dalam kesehatan secara umum. Namun topik ini seringkali dianggap tabu dan dihindari dalam perbincangan sehari-hari. Stigma dan tabu seputar kesehatan seksual membuat banyak orang enggan membahas apalagi mendalami kesehatan seksualnya.

Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan seksual atau reproduksi tercermin dari penelitian BKKBN yang menunjukkan bahwa indeks pengetahuan kesehatan reproduksi remaja Indonesia hanya sebesar 53,4%. Faktanya, pemahaman komprehensif

Kesehatan seksual dan reproduksi sangat penting untuk kesejahteraan yang optimal.

Manajer Medis Halodoc Dr. Monica C. Dewey mengatakan, masalah kesehatan seksual dan reproduksi seringkali dianggap hanya mencakup penyakit menular seksual. Faktanya, siapa pun bisa menderita masalah ini tanpa memandang jenis kelamin dan usia.

Menurutnya, pengetahuan mengenai kesehatan seksual dan anggapan tabu di masyarakat masih minim. Akibatnya, penanganan medis seringkali tertunda.

Oleh karena itu, memahami jenis masalah kesehatan seksual dan gejala awalnya sangat penting agar terhindar dari penyakit yang lebih serius, ujarnya dalam tulisan yang diperoleh iaminkuwait.com, Rabu (21/08/2024).

Sebagai ekosistem layanan kesehatan digital terlengkap di Indonesia, Halodoc berkomitmen untuk menyediakan informasi kesehatan yang andal dan mudah diakses, termasuk kesehatan seksual dan reproduksi. Melalui layanan kesehatan seksual yang didukung oleh ratusan dokter spesialis

Ginekologi, andrologi, urologi, dermatologi dan kelamin, masyarakat dapat menerima konsultasi dan rekomendasi pengobatan berdasarkan keluhan dengan nyaman, aman dan terjamin kerahasiaannya.

Lalu apa saja masalah kesehatan seksual dan reproduksi yang dihadapi banyak orang namun sering diabaikan? Berikut beberapa di antaranya:

1. Endometriosis

Banyak sekali permasalahan kesehatan reproduksi pada wanita yang berhubungan dengan siklus menstruasi, salah satunya adalah endometriosis yang disebabkan oleh tumbuhnya jaringan endometrium di luar dinding rahim, seperti ovarium, saluran tuba, atau organ panggul lainnya. .

Penderita endometriosis biasanya mengalami pendarahan hebat

Saat haid, pendarahan di luar siklus haid, nyeri haid yang hebat, nyeri saat berhubungan seks, sakit perut, kembung, kencing darah. Beberapa wanita mungkin juga mengalami keluhan seperti diare, sembelit, mual dan infertilitas.

2. Vaginisme

Vaginismus ditandai dengan pengencangan otot-otot di sekitar vagina yang tidak disengaja saat melakukan penetrasi seksual. Penderita vaginismus tidak dapat mengatur atau menghentikan kontraksi otot-otot vagina. Selain itu, pasien juga merasakan nyeri saat berhubungan seksual, disertai rasa sesak

Sensasi terbakar atau menyengat.

3. Disfungsi ereksi

Menurut jurnal ilmiah Departemen Urologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 35,6 persen. Responden dilaporkan mengalami disfungsi ereksi. Sayangnya, Survei Sikap dan Perilaku Seksual Global menemukan bahwa 78 persen pria mempunyai masalah seksual.

1 SKAP Remaja 2018, BKKBN tidak berobat. Ciri utama disfungsi ereksi adalah kesulitan dalam mempertahankan atau mencapai ereksi

2. Alasannya tergantung pada berbagai kondisi, seperti

Penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi dan masalah psikologis seperti kecemasan

Atau depresi

4. Varisela

Varicella adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah (vena) pada skrotum membesar. Varicella biasanya menyerang sekitar 15 persen pria dewasa dan sekitar 20 persen remaja. Gejala yang sering dialami pasien adalah nyeri, seperti:

Sambil berdiri di atas benda tumpul dan benda dengan ukuran berbeda. Kondisi varicella ini bisa menyebabkan kemandulan atau rendahnya kualitas sperma pada pria.

5. Penurunan libido

Sering diabaikan, penurunan hasrat seksual (libido) jangka panjang pada pria dan wanita sebenarnya bisa menjadi tanda kondisi medis seperti diabetes atau penyakit jantung. Hal ini karena diabetes dan penyakit jantung dapat mempengaruhi sirkulasi.

Termasuk penis atau vagina yang dapat menyebabkan penurunan libido. Selain itu, penurunan libido dapat dikaitkan dengan stres atau depresi pada individu.

“Mengingat beragamnya permasalahan kesehatan seksual, tidak hanya terbatas pada penyakit menular seksual, maka upaya pencegahan sangatlah penting. Oleh karena itu, selain memeriksakan diri ke dokter, jika Anda memiliki keluhan, menjaga pola hidup sehat juga penting dilakukan. Selain itu, untuk menjaga kesehatan seksual, diperlukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. “Dalam hal ini, Halodoc telah memberikan layanan diagnostik yang dapat dilakukan seperti home care, seperti screening penyakit menular seksual sebelum menikah,” kata dr Monica.

Halodoc juga menjalankan kampanye Rahasia #Cewek dan #Cowok sebagai komitmen untuk memastikan komunikasi kesehatan, informasi dan edukasi (KIE) yang andal tentang kesehatan seksual. Kampanye tersebut bertujuan untuk mencegah dan mengobati kesehatan seksual dan reproduksi dini di masyarakat.

“Halodoc memahami bahwa pendidikan dan akses terhadap layanan kesehatan sangat penting untuk membantu masyarakat menjaga kesehatan seksual. Itu sebabnya Halodoc terus berkembang.

“Datanglah berkonsultasi dengan dokter spesialis yang Anda percaya agar dapat memberikan rekomendasi pengobatan yang tepat,” ujar dr Monica.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *