iaminkuwait.com, JAKARTA – Sebuah tim peneliti Eropa mengatakan ratusan ribu meteorit menghilang dari Antartika dengan kecepatan yang mengkhawatirkan, sehingga dapat memberikan wawasan berharga tentang asal usul kehidupan di Bumi. Berdasarkan penelitian mereka, para ilmuwan yang membuat penemuan mengkhawatirkan ini mengatakan bahwa pada tahun 2050, hingga tiga perempat dari perkiraan 300.000-800.000 meteorit di permukaan lapisan es Antartika bisa hilang.
Menurut The Debrief yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change pada Kamis (4/11/2024), penelitian tersebut mengaitkan kepunahan massal spesies ini dengan pemanasan global yang sedang berlangsung.
“Untuk setiap sepersepuluh derajat pemanasan global, rata-rata hampir 9.000 meteorit hilang dari permukaan lapisan es,” jelas siaran pers yang mengumumkan studi yang mengkhawatirkan tersebut.
Hilangnya meteorit Antartika dari benua paling selatan di dunia dengan kecepatan yang mencengangkan sangatlah memprihatinkan, karena diperkirakan 60 persen dari seluruh meteorit yang pernah ditemukan di Bumi berasal dari sana. Meteorit yang ditemukan di Antartika juga seringkali berada dalam kondisi yang jauh lebih utuh dibandingkan meteorit yang ditemukan di tempat lain karena lingkungan wilayah tersebut relatif stabil dan beku.
Jika dikumpulkan dan dicatat dengan benar, meteorit Antartika ini merupakan anugerah bagi para ahli astrobiologi dan ilmuwan lain yang mempelajari asal usul tata surya dan awal mula kehidupan di Bumi. Dalam keadaan paling murni, meteorit ini dapat memberikan kapsul waktu yang berasal dari empat miliar tahun sebelum pembentukan tata surya.
Menurut peneliti, warna gelap batuan luar angkasa juga memperburuk keadaan. Ini karena mereka menyerap lebih banyak energi matahari dibandingkan salju putih di sekitarnya. Penumpukan energi panas ini menyebabkan es yang berada tepat di bawah meteorit mencair lebih cepat dibandingkan salju di sekitarnya, sehingga menimbulkan rongga di permukaan es yang dapat menelan meteorit tersebut ketika permukaan di atasnya membeku.
“Bahkan jika suhu es jauh di bawah titik beku, meteorit gelap akan menjadi sangat panas jika terkena sinar matahari sehingga dapat melelehkan es tepat di bawah meteorit tersebut,” jelas rekan penulis Veronika Tollenaard dari Universitas Brussels, Belgia. “Dalam proses ini, meteorit panas menciptakan rongga lokal di es dan menghilang seluruhnya di bawah permukaan seiring waktu.”
Berdasarkan perhitungan mereka, Tollenaar dan penulis utama studi tersebut Harry Zecolari, yang sekarang menjadi profesor glasiologi di Vrije Universiteit Brussel, Belgia, mengatakan bahwa hingga 5.000 meteorit Antartika hilang dengan cara ini setiap tahunnya. Dalam pernyataan terpisah, tim tersebut mengatakan bahwa dengan menganalisis data perubahan iklim yang dikumpulkan oleh satelit dan menggabungkan informasi tersebut dengan prediksi model iklim, antara 5.100 dan 12.200 bisa hilang setiap tahunnya.
Tingkat kepunahan meteorit…