Mengenal Endoscopic Ultrasound, Upaya Atasi Tumor Saluran Pencernaan

iaminkuwait.com, JAKARTA – Dalam upaya pengobatan tumor pada sistem pencernaan belakangan ini, ablasi frekuensi radio berpandu ultrasonografi endoskopi (EUS-RFA) muncul sebagai metode yang patut dipertimbangkan. Metode ini menggabungkan metode EUS dan RFA untuk memberikan keunggulan signifikan dibandingkan metode ablasi lainnya.

“EUS merupakan teknik medis yang menggunakan kombinasi endoskopi dan USG untuk memeriksa organ tubuh,” kata Konsultan Gastroentero-Hepatologi RS Silom MRCCC Semanggi, Rinaldi Lasmana, Selasa (10/8/2024). .

Selama prosedur EUS, kata dia, dokter memasukkan tabung tipis yang disebut endoskopi ke dalam tubuh melalui mulut atau rektum. Pada ujung endoskopi ini terdapat alat USG yang mengeluarkan gelombang suara berfrekuensi tinggi.

“Gelombang ini menghasilkan gambaran detail organ dan jaringan di sekitarnya, sehingga dokter dapat melihat tumor atau lesi dengan jelas,” jelasnya.

Ia menjelaskan, gambar yang dihasilkan EUS sangat detail sehingga memudahkan dokter menentukan ukuran, lokasi, dan sifat suatu tumor. Hal ini sangat berguna untuk diagnosis dini dan perencanaan pengobatan, terutama pada tumor yang sulit dijangkau dengan teknik lain.

Sedangkan RFA merupakan metode pengobatan yang menggunakan energi gelombang radio untuk merusak jaringan abnormal seperti tumor. Prosedurnya diawali dengan memasukkan elektroda, yaitu alat yang dapat menghantarkan energi ke area sasaran dengan menggunakan jarum atau alat lainnya.

Elektroda tersebut menghasilkan gelombang frekuensi radio yang menghasilkan panas, kata Rinaldi. Panas ini secara efektif dapat menghancurkan sel tumor tanpa memerlukan operasi besar.

“RFA sering digunakan untuk mengobati tumor pada organ seperti hati dan ginjal. Teknik tersebut dapat digunakan untuk tumor yang tidak dapat dioperasi atau untuk melengkapi pengobatan lain seperti kemoterapi,” ujarnya.

Menurutnya, EUS-RFA menggabungkan keunggulan EUS dan RFA sehingga memberikan keunggulan signifikan dibandingkan metode ablasi lainnya. EUS memberikan panduan visual yang sangat rinci, memungkinkan dokter menargetkan tumor menggunakan RFA.

“Dengan menggunakan panduan ini, dokter dapat menghindari jaringan sehat di sekitarnya, sehingga meningkatkan efektivitas dan keamanan prosedur,” jelasnya.

Metode ablasi lainnya, seperti laser atau cryoablasi, yang menggunakan suhu lebih dingin, juga efektif namun tidak selalu memberikan tingkat presisi yang sama. Misalnya, laser mungkin efektif untuk tumor yang lebih dangkal, sedangkan cryoablasi mungkin tidak ideal untuk tumor di lokasi yang sangat dalam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *