Mengenal Melukat, Ritual Pembersihan Diri dan Memuliakan Air di Bali

iaminkuwait.com, Denpasar – Melukat merupakan ritual yang lazim dilakukan umat Hindu, khususnya di Bali. Kegiatan tersebut kini viral di media sosial setelah banyak dilakukan wisatawan mancanegara, selebriti Tanah Air, dan penyanyi kenamaan AS Usher.

Melukat atau ritual menyucikan diri baik jasmani maupun rohani telah menjadi wisata spiritual yang menarik minat masyarakat dari berbagai kalangan. Bahkan, Melukat juga rencananya akan menjadi salah satu agenda World Water Forum (WWF) ke-10 di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, 18-25 Mei 2024.

I Nyoman Kenak, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali menjelaskan, melukat berasal dari kata sulukat yang terbagi menjadi dua simbol, yaitu su artinya baik dan su artinya pembersihan atau menyucikan. Melukat artinya menyucikan jiwa dan pikiran manusia secara rutin baik alam niskala (jasmani dan rohani) maupun alam mikro (bhuwana alit) dan alam semesta (bhuwana agang) dengan menggunakan air.

Air yang digunakan bukan sembarang air, melainkan air alami atau mata air suci dan air yang didoakan.

Dilihat dari fungsinya, melukat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebelum upacara keagamaan yang bertujuan untuk menyucikan dan mensucikan alam semesta. Caranya dengan memercikkan tirtha atau air suci yang dipersembahkan oleh pemuka agama Hindu atau didoakan pada saat upacara keagamaan Hindu.

Kemudian hal kedua, luka, dilakukan untuk menyucikan Anda Membersihkan diri saat mandi tidaklah sama

Khusus untuk self-harm, ada dua cara yang bisa dilakukan Yakni yang pertama dipimpin oleh Sulingih Puritan (pendeta Hindu) / pemimpin agama Hindu. Dengan cara ini melukat dilakukan terlebih dahulu di griya atau tempat tinggal yang didoakan airnya dan menggunakan air dari kelapa kecil berkulit gajah yang melambangkan Dewa Siwa sebagai wadah cair.

Ada beberapa jenis melukat, seperti Gani Ngelang yang digunakan untuk penyembuhan jika sakit, dipimpin oleh Sulingih atau pemuka agama Hindu. Ada pula Melukat Gomana yang menandai hari lahir Weku atau Melukat Semarabeda menurut penanggalan Bali pada saat upacara pernikahan.

Kedua, melukat dapat dibuat secara mandiri dengan menggunakan sumber yang dianggap suci dan sakral oleh umat Hindu di tempat pemujaan pasir atau pura.

>>> Lanjutkan membaca

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *