Mengenal Virus Oropouche yang Kini Mewabah di Brasil

iaminkuwait.com, JAKARTA – Dua orang meninggal dunia di kota Bahia, Brazil, akibat penyakit demam tifoid yang sedang merajalela di negara tersebut. Dua korban, berusia 30-an tahun, meninggal setelah menderita demam berdarah. Menurut Kementerian Kesehatan Brasil, mereka juga tidak menderita penyakit apa pun.

Pada akhir bulan Juli, Brazil mencatat 7.236 kasus flu burung di 20 negara bagian, sebagian besar terjadi di Amazon dan Rodonia. Sekitar 840 kasus tercatat di Brasil pada tahun 2023.

Di Amerika, dalam 10 tahun terakhir, wabah penyakit virus Oropoch terjadi terutama di wilayah Amazon. Virus ini terdapat di komunitas pedesaan dan perkotaan di banyak negara Amerika Selatan. Wabah ini dilaporkan secara rutin di Brasil, Bolivia, Kolombia, Ekuador, Guyana Prancis, Panama, Peru, serta Trinidad dan Tobago.

Jadi apa itu virus Oropouche?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa Air Sac Virus (OROV) adalah penyebab Air Sac Fever. Oropouche umum terjadi di Amerika Latin dan Karibia. Virus ini pertama kali ditemukan di Trinidad dan Tobago pada tahun 1955.

Namun virus ini juga telah terdeteksi di Eropa. Italia melaporkan kasus airbag pertama pada tahun 2024. Pada bulan Juni, kasus ini juga merupakan kasus pertama yang ditemukan di Eropa. Seorang pasien yang didiagnosis di Italia baru saja kembali dari perjalanan ke Karibia.

Penyebaran virus

Penyakit virus Oropouche ditularkan melalui gigitan lebah dan nyamuk yang terinfeksi. Meskipun penyakit ini telah lama menjadi endemik di Amerika Tengah dan Selatan serta Karibia, beberapa negara mengalami peningkatan kasus yang signifikan pada tahun ini.

Penyakit ini telah menyebar ke negara-negara lain yang belum pernah mengalami demam Oropoch sebelumnya. Pada tanggal 11 Juni, WHO melaporkan penyakit pertama di Kuba.

“Ini adalah deteksi pertama penyakit ini di Kuba. Oleh karena itu, populasinya berpotensi sangat rentan dan ada risiko tinggi terdeteksinya kasus tambahan,” lapor Rabu (31/07/2024) The Indian Express Dilaporkan oleh

Demam Oropochie disebabkan oleh virus Oropochie yang biasanya ditularkan melalui gigitan kutu Culicoides paraensis. Sejauh ini belum ada bukti bahwa penyakit ini menular dari satu orang ke orang lain.

Gejala dan pengobatan

Gejala penyakit ini mirip dengan demam berdarah dan biasanya mulai muncul empat hingga delapan hari setelah tergigit. Gejala muncul secara tiba-tiba dan biasanya berupa demam, sakit kepala, nyeri, menggigil, persendian kaku, dan terkadang mual dan muntah.

Kebanyakan pasien sembuh dalam waktu tujuh hari. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, kasus yang serius jarang terjadi. Tidak ada vaksin atau pengobatan antivirus khusus untuk penyakit ini.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Infectious Diseases of Poverty, campak adalah penyakit yang jarang diketahui orang. Akibatnya, potensi penyakit ini dan wilayah penyebarannya masih belum diketahui.

Meskipun sebagian besar kasus demam Oropoch berhubungan dengan iklim tropis, penulis mencatat bahwa kurangnya data yang tersedia membuat sulit untuk menarik kesimpulan yang pasti. Misalnya, beberapa peristiwa terjadi di luar kondisi tropis yang biasanya dikaitkan dengan peristiwa transisi.

Meskipun masih banyak yang belum diketahui mengenai virus ini dan penyebarannya, para penulis juga mencatat bahwa hilangnya vegetasi dan penggundulan hutan telah dikaitkan dengan penyebaran penyakit ini.

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *