iaminkuwait.com, JAKARTA — Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan Bandara Panua di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, yang diresmikan Presiden Joko Widodo akan mendongkrak siklus perekonomian di wilayah tersebut.
Budi, Jakarta, Selasa (23/4/2024) mengatakan, “Bandara Panua Pohuwato merupakan komitmen pemerintah dalam mengurangi daerah rawan bencana dan juga menjadi pintu gerbang pembangunan perekonomian di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo).
Budi mengatakan, bandara Panua Pohuwato merupakan bandara ke-25 dari 27 bandara yang telah dibangun terkait pembangunan bandara di seluruh pelosok tanah air sesuai arahan Presiden.
Budi mengatakan, “Bandara Pahua Pohuwato sangat produktif untuk mengembangkan perekonomian daerah ini, karena berjarak lebih dari 4 jam perjalanan darat dari Gorontalo.
Bandara Panua Pohuwato mempunyai landasan pacu 1200m x 30m, taxiway 15m x 170m, apron 110m x 70m, dan gedung terminal seluas 990m2. Jadi, Bandara Panua Pohuwato bisa menerima pesawat ATR 72-600.
Dijelaskannya, konsep desain terminal bandara ini berasal dari bentuk empat rumah adat yang ada di Provinsi Gorontalo yakni Rumah Adat Dulohupa, Rumah Adat Bantayo Poboide, Rumah Adat Gobel, dan Rumah Adat Ma’lihe atau Potiwaluya.
Bentuk atap terminal yang diambil dari atap bertingkat pada rumah adat di Provinsi Gorontalo sehingga menimbulkan kesan megah dan mewah. Pembagian kawasan terminal juga dibuat fungsional dan estetis, kemudian dipadukan dengan konsep modern tanpa menghilangkan tampilan eksotis kearifan lokal.
“Desainnya menyampaikan makna rumah tradisional yang hangat dan tempat berkumpul yang nyaman,” kata Budi.
Setelah itu, desain terminal bandara didominasi warna coral putih dan coklat. Terinspirasi dari kekayaan alam Kabupaten Pohuwato.
Budi mengatakan: “Bandara Panua Pohuwato dikelilingi oleh banyak tempat wisata diving indah yang belum banyak dijamah orang, salah satunya terumbu karang putih Pulau Lahe dan Pulau Karang.
Budi berharap keberadaan Bandara Panua Pohuwato dapat mendorong multiplier effect pertumbuhan ekonomi di Pulau Sulawesi dengan memberikan akses kendaraan yang lebih luas.
Bersamaan dengan perluasan perdagangan pariwisata dan dukungan terhadap daerah rawan bencana, tambah Budi.