iaminkuwait.com, JAKARTA – Peretasan Pusat Data Sementara Nasional (PDNS) 2 di Surabaya memasuki era baru. Dimana Brain Cypher akan memberikan kunci enkripsi tersebut kepada pemerintah Indonesia secara gratis, sehingga akses terhadap data tersebut dapat dibuka kembali.
Serangan siber yang terjadi saat ini telah membuka mata pemerintah dan perusahaan akan pentingnya selalu menjaga dan meningkatkan keamanan siber serta memperkuat sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas di bidang keamanan siber.
Salah satu keterampilan yang dibutuhkan profesional keamanan siber adalah kemampuan merespons serangan siber dengan cepat dan efektif. Tim yang dibentuk atau dikenal dengan Cyber Security Incident Response Team (CSIRT) harus mampu mendeteksi secara sistematis dan dengan cepat membendung serangan siber untuk meminimalkan kerusakan dan mencegah dampak negatif lebih lanjut.
Langkah pertama adalah mengidentifikasi dan mengisolasi sistem yang terkena dampak, mengisolasi sistem yang disusupi dari jaringan utama untuk secara signifikan mengurangi risiko penyebaran serangan ke bagian lain dari infrastruktur. Upaya pengendalian ini sangat penting untuk membatasi ruang lingkup dan dampak serangan.
Selain mengisolasi sistem yang terkena dampak, langkah selanjutnya adalah menonaktifkan akun yang disusupi dan segera mengubah kata sandinya. Hal ini mencegah serangan yang mengeksploitasi kredensial yang dicuri dan membantu melindungi akun dari akses tidak sah lebih lanjut. Membuat ulang kata sandi baru dan mencabut akses ke akun yang terpengaruh merupakan langkah penting dalam proses pemulihan.
Setelah serangan siber, penting untuk melakukan penilaian menyeluruh untuk memahami cakupan dan kerusakan yang disebabkan oleh insiden tersebut. Penilaian tersebut mencakup identifikasi dan evaluasi sistem dan menentukan data apa yang telah disusupi, tingkat kerusakan yang ditimbulkan, dan metode serangan yang digunakan. Penilaian yang terperinci akan memberikan wawasan mengenai respons dan pemulihan, memastikan bahwa semua area yang terkena dampak telah diatasi dan kerentanan dapat diidentifikasi.
Langkah tim tanggap insiden selanjutnya akan fokus pada pemulihan dengan menghilangkan ancaman dan memulihkan kondisi operasional normal. Ini dimulai dengan menghapus malware dari sistem yang terpengaruh.
Proses ini melibatkan identifikasi dan penghapusan malware, rootkit, atau perangkat lunak berbahaya lainnya yang mungkin dibawa oleh peretas. Selain itu, penting juga untuk memperbaiki kerentanan yang dieksploitasi selama serangan.
Hal ini termasuk menerapkan patch, memperbarui perangkat lunak, dan menerapkan langkah-langkah keamanan yang lebih kuat untuk mencegah pelanggaran di masa depan. Setelah virus berbahaya telah dihapus dan kerentanan telah ditambal, langkah selanjutnya adalah memulihkan sistem dari cadangan data yang bersih.
Hal ini juga memastikan bahwa data dan aplikasi yang dipulihkan bebas dari infeksi dan dapat berjalan dengan aman. Menggunakan cadangan data sebelum serangan terjadi memberikan dasar yang kuat untuk pemulihan yang memungkinkan pemerintah dan dunia usaha untuk melanjutkan operasi normal dengan kehilangan data yang minimal.
Setelah Anda mengaudit serangan tersebut, lakukan analisis pasca-insiden secara menyeluruh untuk memahami bagaimana pelanggaran tersebut terjadi dan mencegah insiden di masa mendatang. Proses ini dimulai dengan analisis post-mortem yang terperinci di mana pihak berwenang memeriksa seluruh aspek serangan.
Menganalisis bagaimana penyerang memperoleh akses, kerentanan apa yang dieksploitasi, dan urutan kejadian. Dengan cara ini, tim tanggap insiden dapat memperoleh wawasan berharga mengenai kelemahan sistem data keamanan mereka. Meningkatkan kemampuan pemantauan dan deteksi merupakan bagian penting dari analisis pasca-insiden.
Dengan berinvestasi pada alat dan teknologi keamanan canggih, seperti sistem deteksi intrusi (IDS) dan sistem manajemen informasi dan kejadian keamanan (SIEM), pemerintah dan dunia usaha dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk mendeteksi dan merespons ancaman secara real-time.
Peningkatan berkelanjutan dalam kemampuan SDM dan teknologi terkini memastikan organisasi lebih siap dalam mencegah dan memitigasi serangan di masa depan. Melalui langkah-langkah ini, pemerintah dan dunia usaha dapat belajar dari insiden keamanan siber untuk pertumbuhan dan ketahanan sistem keamanan data yang lebih baik.
Selain menangani masalah teknis yang timbul dari serangan siber, tim tanggap insiden harus mampu menjaga hubungan masyarakat yang baik secara efektif. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan dan transparansi dengan pemangku kepentingan.
Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting untuk meyakinkan pemilik data, pelanggan, dan masyarakat bahwa pemerintah dan dunia usaha mengatasi situasi ini dengan cepat dan bertanggung jawab. Memberikan pembaruan yang jelas dan tepat waktu tentang insiden tersebut, langkah-langkah yang diambil untuk mengatasinya, dan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah insiden serupa di masa depan dapat membantu menjaga kepercayaan dan mengurangi potensi kerusakan pada reputasi organisasi.
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, diharapkan perusahaan dan pemerintah dapat lebih siap merespons secara efektif jika terjadi serangan dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap keamanan data mereka.
Penulis : Gunawan Witjaksono, B.S.E.E., M.S.E.E., PhD., CISA., IPM, Rektor Cyber University