iaminkuwait.com, JAKARTA — Cara penipuan dengan mengunci kartu di mesin bank kembali marak. OJK meminta perbankan mewaspadai berbagai bentuk penipuan.
“OJK menekankan pentingnya industri keuangan untuk dapat melakukan tindakan preventif terhadap berbagai bentuk kejahatan yang dilakukan pedagang,” kata Ketua Komite Eksekutif Pengelola Jasa Pelaku Usaha, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi. kepada publik, pada Jumat (19/4/2024).
Dia menjelaskan, upaya preventif juga bisa dilakukan, termasuk pemblokiran peralatan mesin. Hal ini mencakup peningkatan keamanan fisik dan prosedural pada sistem komputer dan rekening bank bisnis.
Friederica mengatakan bank juga harus membuat kebijakan dan berbagi pentingnya perlindungan data nasabah. “Sebaiknya dilakukan secara bottom the line atau dengan berkomunikasi langsung dengan nasabah bank atau secara upper the line dengan mengarahkan media nasional dan daerah,” jelas Friderica.
Untuk mengantisipasi dan mengurangi penipuan serupa, Frederick mengatakan perbankan harus memprioritaskan dan memperkuat keamanan sistem layanan transaksi. Kenyamanan ini tetap diperhatikan oleh customer service.
Hal ini tentunya tidak lepas dari edukasi dan pembelajaran kepada nasabah akan pentingnya perlindungan kartu ATM dan PIN nasabah.
“Mengingat kami terus menyelidiki penipuan dan memperbaiki cara kejahatan dilakukan,” jelas Frederick.
Sebelumnya, berdasarkan hasil pengungkapan, kasus nasabah Bank BRI yang bernama penarikan uang dari rekening kelompok kriminal, diungkapkan Wapres Polres Kudus, Kompol Satya Adi Nugraha, Selasa (16/6) lalu. /4). / 2024), berawal dari bantuan orang tak dikenal di mesin bank Rendeng Kudus pada 2 Maret 2024. Korban berinisial DB mengatakan Satya sebenarnya sedang melakukan transfer uang saat itu, setelah mesin bank itu muncul. Dia tidak bisa keluar dari mesin bank.
Ada yang membantu, bahkan menasihati korban untuk menarik uangnya terlebih dahulu. Korban kemudian diminta melapor ke pihak bank.
“Ditemukan orang tak dikenal tersebut yakin menerima uang di tempat lain dari komplotan pembajakan mesin bank dan menginginkan kartu ACUS korban karena ada yang mengingat ACUS korban,” kata Satya.