iaminkuwait.com, JAKARTA – Lembaga pemeringkat kredit Moody’s memproyeksikan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024-2025 akan tetap pada level sebelum pandemi, yakni sekitar 5 persen.
Pada Kamis (18/4/2024), Gubernur Bank Indonesia (BE) Perry Warzio di Jakarta mengatakan, rata-rata tersebut lebih tinggi dibandingkan negara lain dengan peringkat Baa.
Kuatnya prakiraan pertumbuhan ekonomi tersebut terutama didukung oleh keberhasilan berbagai reformasi struktural yang dilakukan pemerintah sehingga mampu memperbaiki iklim investasi. Hal ini bertujuan untuk melakukan apa yang mempengaruhi investasi asing, lapangan kerja, pertumbuhan ekspor dan peningkatan pendapatan pemerintah.
Dari sisi eksternal, pendapat Moody’s mendukung keberlanjutan sektor eksternal yang tercermin dari surplus neraca perdagangan eksternal yang semakin meningkat.
Perry mengatakan penerapan kebijakan hilirisasi merupakan faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan pangsa ekspor komoditas terhadap nilai ekspor, sehingga meningkatkan keragaman ekspor komoditas dan mengurangi sensitivitas harga.
Perkembangan tersebut kemudian dapat mendorong peningkatan cadangan devisa yang mencapai 140,4 miliar dolar AS atau setara dengan 6,4 bulan impor pada akhir Maret 2024.
Moody’s percaya bahwa koordinasi yang erat antara kebijakan moneter dan fiskal merupakan hal mendasar untuk menjaga kredibilitas politik.
Implementasi bauran kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia dinilai mampu meredam volatilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang berdampak pada aliran masuk modal asing.
Sementara itu, komitmen pemerintah untuk menjaga defisit fiskal di bawah 1 persen produk domestik bruto (PDB) memungkinkan pemerintah menjaga rasio utang pemerintah terhadap PDB lebih rendah dibandingkan negara lain.
Dalam jangka menengah, keberhasilan implementasi kebijakan reformasi pemerintah menjadi kunci tercapainya tujuan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan visi Indonesia emas 2045.