NASA Beri Lampu Hijau pada Misi Dragonfly ke Bulan Saturnus, Titan 

Radar Sumut, JAKARTA – Misi drone Dragonfly NASA akan terbang ke bulan terbesar Saturnus, Titan, pada Juli 2028, badan antariksa itu mengonfirmasi pada Selasa (16/4/2024) malam.

Keputusan yang telah lama ditunggu-tunggu tersebut, lapor Space pada Jumat (19/4/2024), memberikan lampu hijau bagi tim misi untuk menjalankan simulasi dan pengujian akhir misi sebagai persiapan tanggal peluncuran kembali.

Kendaraan Dragonfly, yang sedang dikembangkan oleh Johns Hopkins Applied Physics Laboratory (APL) di Laurel, Maryland, akan tiba di Titan pada tahun 2034. Dalam 2,5 tahun ke depan, drone bertenaga nuklir ini diharapkan menjadi salah satu lompatan terbesar dalam sejarah. hari. di Titan, 16 hari bagi kita penduduk bumi, berburu proses kimia prebiotik di berbagai lokasi yang telah dipilih sebelumnya selama bulan-bulan musim dingin. Situs-situs tersebut diketahui mengandung konten organik.

Karena merupakan satu-satunya satelit di tata surya kita yang diketahui tertutup atmosfer tebal dan memiliki lautan cair di permukaannya, Titan telah menarik perhatian para ilmuwan planet.

Para ilmuwan percaya bahwa bulan di planet ini terlihat seperti Bumi purba, memiliki banyak metana dan dapat memberikan informasi awal mula kehidupan. Aliran hidrokarbon dikombinasikan dengan keberadaan bahan organik yang dapat mendukung kehidupan meningkatkan kemungkinan Titan dapat dihuni, yang akan dibantu oleh Dragonfly untuk dieksplorasi.

Meskipun misi Dragonfly telah melewati serangkaian evaluasi teknis independen awal tahun lalu dan dijadwalkan untuk diluncurkan pertama kali pada tahun 2027, NASA telah menunda penetapan tanggal terakhir karena ketidakpastian berapa banyak uang yang akan tersedia untuk mengembangkan misi tersebut tahun ini. dan seterusnya. .

Permintaan anggaran NASA tahun 2025 yang dikeluarkan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada awal Maret lalu menyediakan US$ 2,73 miliar atau Rp 44,2 juta untuk eksplorasi planet robotik, termasuk misi Dragonfly. Total biaya siklus hidup misi tersebut kini mencapai US$3,35 miliar atau Rp54,2 juta, kata NASA dalam pernyataannya.

Harga akhir tersebut lebih tinggi dari perkiraan biaya Dragonfly yang pengembangannya dibatasi US$ 1 miliar atau Rp 16,2 juta saat pertama kali dipilih pada 2019 sebagai misi keempat dalam program NASA New Frontiers.

Badan antariksa mengatakan anggaran misi meningkat karena revisi desain, masalah rantai pasokan akibat pandemi Covid-19, dan pendanaan tambahan untuk kendaraan berat yang akan menunda kedatangan Titan dengan memperpendek jalur pelayaran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *