Nikita Willy Praktikkan Gentle Parenting, Apa Manfaatnya untuk Anak?

Radar Sumut, JAKARTA – Aktris Nikita Willy kerap mendapat pujian dan kekaguman dari netizen atas gaya pengasuhan lembut yang ia terapkan kepada anak-anaknya. Apa sebenarnya pola asuh yang lembut itu?

Secara umum, pola asuh yang lembut merupakan bentuk pola asuh tanpa mempermalukan, menyalahkan, atau menghukum anak. Hakikat pola asuh gentle parenting adalah menciptakan hubungan kerjasama antara orang tua dan anak.

Berbeda dengan pola asuh tradisional yang berfokus pada penghargaan dan hukuman, pola asuh lembut menekankan pendekatan yang lebih lembut terhadap anak. Orang tua yang menerapkan pola asuh yang lembut akan secara konsisten dan penuh kasih sayang menetapkan serta memperjelas batasan-batasan yang perlu diketahui anak.

“Itu adalah model pengasuhan di mana orang tua mengarahkan anak untuk berperilaku, bukan melalui hukuman atau kontrol, tetapi melalui komunikasi, koneksi, dan metode demokratis lainnya,” kata parenting coach Danielle Sullivan, seperti dilansir Parents, Senin (01/04/2024). ) ).

Ada empat elemen penting yang menjadi fokus utama dalam gentle parenting. Keempat elemen tersebut adalah empati, rasa hormat, pengertian, dan batasan.

Menurut Sullivan, pola asuh yang lembut bisa memberikan banyak manfaat bagi anak. Misalnya, pola asuh yang lembut dapat mengajarkan anak-anak bahwa mereka dapat mengambil peran aktif, menetapkan batasan mereka sendiri, memercayai kebutuhan mereka, dan mampu membuat suara mereka didengar.

“(Pengasuhan yang lembut) memberi anak landasan untuk belajar menegaskan diri mereka sendiri dengan jelas namun penuh hormat,” kata Sullivan.

Selain itu, beberapa penelitian juga mengungkap banyak manfaat lain dari pola asuh yang lembut. Di bawah ini adalah tiga manfaat tersebut:

1. Mengurangi kecemasan. Penelitian menunjukkan bahwa pola asuh yang lembut dapat mengurangi risiko berkembangnya gangguan kecemasan dan membantu balita pemalu merespons komunikasi dengan lebih baik.

2. Meningkatkan komunikasi antara orang tua dan anak. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pola asuh yang lembut dapat mempererat dan memperkuat hubungan orang tua dan anak.

3. Memberikan keterampilan sosial yang positif. Seperti yang Anda ketahui, anak-anak sering kali meniru apa yang dilihatnya. Dengan mengingat bahwa pola asuh yang lembut berakar pada empati dan rasa hormat, anak-anak akan tumbuh dengan meniru sikap-sikap positif ini.

Namun, seperti pola asuh lainnya, pola asuh yang lembut juga memiliki kelemahan. Dalam beberapa kasus, pola asuh yang lembut mungkin diperbolehkan dan membiarkan anak melakukan apa yang mereka inginkan. Hal ini dapat menimbulkan perilaku buruk pada anak.

Selain itu, pola asuh yang lembut dapat menyulitkan orang tua dan anak untuk menerapkan disiplin dan struktur dalam kehidupan mereka. Pola asuh yang lembut juga membutuhkan banyak kesabaran, ketekunan dan latihan dari orang tua. Oleh karena itu, mengasuh anak dengan lembut bisa jadi sulit bagi orang tua yang tidak terbiasa dengan pendekatan ini saat tumbuh dewasa.

Dibandingkan dengan pengasuhan induk harimau di Asia?

Pola asuh yang lembut seringkali dipandang sebagai kebalikan dari model pengasuhan yang sering dilakukan para ibu di Asia, yakni pola asuh macan. Secara umum pola asuh macan merupakan pola asuh yang tegas dan berwibawa.

Seperti dilansir Verywell Family, para orang tua kerap menggunakan pola asuh macan dengan harapan agar anaknya berprestasi. Oleh karena itu, para orang tua Macan kerap melarang anaknya melakukan aktivitas seperti jalan-jalan malam bersama teman atau pesta agar bisa fokus belajar.

Para orang tua yang menerapkan pola asuh harimau percaya bahwa metode ini dapat bermanfaat bagi anak-anak mereka dengan mengarahkan mereka pada jalur menuju kesuksesan. Mereka juga percaya bahwa pola asuh seperti ini dapat menjadikan anak menjadi individu yang memiliki etos kerja yang kuat karena sejak dini diajarkan disiplin diri.

Secara umum pola asuh harimau mempunyai empat ciri. Keempat sifat tersebut adalah tegas, mengendalikan, berorientasi pada hasil, dan berwibawa.

Meski menuai pro dan kontra, peternakan harimau diyakini memiliki banyak keuntungan, seperti dilansir Asia One. Pola asuh ini diyakini akan menekankan kerja keras dan kedisiplinan pada anak. Sejumlah penelitian juga mengungkapkan bahwa orang tua macan dapat membantu anak sukses di sekolah, meningkatkan disiplin diri anak, mengembangkan rasa tanggung jawab, dan meningkatkan hubungan orang tua-anak.

Namun, terlepas dari kelebihannya, mengasuh harimau juga memiliki beberapa kelemahan. Salah satu kelemahan terbesarnya adalah orang tua Macan bisa membuat anaknya terlalu fokus pada prestasi. Hal ini dapat menyebabkan anak-anak lebih fokus pada prestasi daripada mengembangkan pemikiran kreatif, pemecahan masalah, dan keterampilan komunikasi sosial.

Orang tua macan juga dapat membuat anak-anak merasa kewalahan dan bergumul dengan kecemasan dan rendah diri ketika mereka tidak dapat memenuhi harapan. Karena mereka sering terlalu fokus pada kesuksesan jangka pendek, seperti nilai di sekolah, mereka sering mengabaikan hal-hal yang lebih luas, seperti tujuan hidup jangka panjang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *