iaminkuwait.com, JAKARTA — Seiring dengan membaiknya performa Tim Indonesia, kecintaan masyarakat terhadap Tim Garuda juga meningkat. Kita melihat hampir bisa dipastikan stadion akan penuh saat timnas bertanding.
Misalnya saja laga kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Irak di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis (6/6/204) menarik lebih dari 60.000 penonton. Namun tak hanya laga resmi, laga uji coba melawan Tanzania di Stadion Madhya juga dipenuhi penonton. Situasi serupa dapat diamati ketika sebuah tim sedang berlatih. Fans selalu berbondong-bondong datang untuk menyaksikan pemain Garuda.
Menariknya, penonton yang memenuhi stadion juga semakin beragam. Sekarang semakin banyak anak-anak dan perempuan yang datang ke stadion untuk menonton siaran langsung. Wajah-wajah cantik muncul di berbagai sudut tribun.
Masyarakat tak lagi takut atau rela mengajak keluarganya menonton siaran langsung di stadion. Stigma suporter sepak bola yang identik dengan laki-laki dan berisiko melakukan kerusuhan kini telah berubah. Kini mengikuti timnas Indonesia menjadi lebih nyaman.
Kondisi saat ini sejalan dengan keinginan PSSI di bawah kepemimpinan Eric Thohir. PSSI terus berupaya untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat dalam menyaksikan pertandingan timnas sepak bola Indonesia.
“Dukungan penonton kini semakin meluas, datang dari semua lapisan masyarakat, termasuk perempuan dan anak-anak. Bahkan banyak bapak-bapak yang tak sungkan mengajak istri dan anaknya menonton pertandingan tim Indonesia,” tulis Eric di Instagramnya. halaman.
“Selain keamanan dan kenyamanan, prestasi timnas yang semakin gemilang membuat semakin banyak penggemar yang datang menyaksikan idolanya bermain di lapangan. Kami berharap para penggemar wanita dan anak-anak dapat merasakan rasa aman dan nyaman. dalam pertandingan Liga,” lanjut Eric.
Pantauan Republika, saat laga Indonesia kontra Irak Kamis pekan lalu, banyak laki-laki yang membawa serta anak dan istri atau sekadar anak. Mereka mengenakan seragam tim Indonesia dengan bangga. Selain itu, biasanya tidak banyak calo tiket yang berkerumun di sekitar pintu masuk kawasan GBK Senayan.
Seorang penonton Republik bertanya kepada Andy Fatuzaman. Dia datang bersama anak kecilnya. Andi mengaku tak segan-segan membawa anaknya ke stadion untuk mendukung timnas. “Sekarang Anda tidak perlu khawatir lagi akan terjadi kerusuhan, jadi jangan ragu untuk membawa serta anak Anda,” kata pria asal Mampang Prapatan, Jakarta Selatan ini.
Akun Tiktok Garuda Didadaku pun membagikan pengalamannya menyaksikan tim Indonesia di SUGBK hari ini. Menurutnya, kini antrean menjadi jauh lebih rapi, karena petugas lebih banyak dan tidak segan-segan membantu. Penonton tanpa tiket pasti tidak bisa masuk ke dalam lingkaran SUGBK. Kesan pertama: penyelenggaranya benar-benar profesional.
Di sekitar stadion juga banyak terdapat penjual makanan dan minuman seperti Hokben, Yoshinoya, Kopi Kenangan dan lain-lain. Ada juga Alfamart dan Indomaret. “Tidak ada lagi penjual tahu atau minuman di stadion.”
“Sepak bola khususnya timnas sudah menjadi hal yang menyenangkan bagi semua kalangan. Saya melihat banyak wanita, anak-anak, orang tua dan muda. Semua yang mendukung tim nasional bersatu. Sekarang saya merasa lebih nyaman dan aman di GBK. Saya merasa bangga. Suporter timnas semakin dewasa,” sambungnya.
Bahkan pemilik akun tersebut mengatakan, kenaikan harga tiket tim Indonesia bisa dimaklumi. “Harga tiket lebih tinggi, tapi itu bisa dimengerti: ada banyak petugas yang bekerja di dalam dan di luar stadion. Bahkan setelah pertandingan, saya melihat petugas masih berjaga di mana-mana. Saya melihat visi Pak Eric tentang tim nasional yang keren. Tapi tolong, biarlah, Pak.”
“Oh iya, saya juga tidak melihat ada calo tiket di sekitar GBK. Jangan bertanya sebelumnya. Bahkan sebelum masuk, broker bisa bergerak bebas. Saya berharap pimpinan sepak bola Indonesia maju ke depan.” .Saya berharap timnas, semoga timnas bisa mempersatukan bangsa Indonesia dan menjadi sarana membendung mereka.”
Di akun Tiktok lainnya, Colekaku, FX dengan sigap menyoroti kondisi mal di sekitar GBK. Saat seorang pemegang akun ingin makan di mall, kerumunan mall didominasi oleh mereka yang mengenakan jersey nasional Indonesia berwarna merah. “Satu mall semuanya merah, seru banget, seperti saya sedang berwisata edukasi,” ujarnya.
Setiap orang membutuhkan kondisi seperti itu; menonton sepak bola kini telah menjadi hobi keluarga. Tenang saja, ada orang tua yang sudah tidak sabar menunggu anaknya yang menonton sepak bola kembali ke stadion. Saya berharap hal yang sama akan terjadi di liga sepak bola negara ini.