iaminkuwait.com, PADANG – Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumbar memperkirakan pada Februari 2024, kondisi sektor jasa keuangan (SJK) di Sumbar akan meningkat positif dengan tingkat risikonya. Menghadapi tingginya suku bunga global.
Plt Ketua OJK Sumbar Guntar Kumala mengatakan penerapan SJK mendukung pertumbuhan perekonomian di Sumbar dan menunjukkan hasil positif. Menurut Guntar, hal tersebut tercermin dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDRB) pada triwulan IV-2023 (yoy) yang tercatat sebesar 4,30 persen.
Kinerja industri perbankan (Bank Umum dan Bank Ekonomi Rakyat (BPR)) terus tumbuh positif. Pada Februari 2024, aset perbankan meningkat 6,59 persen (yoy) menjadi Rp80,67 triliun dan penyaluran kredit keuangan menguat 7,31 persen (yoy) ) menjadi Rp 69,93 triliun,” kata Guntar, Minggu lalu.
Penghimpunan dana dana pihak ketiga (DPK) meningkat 4,79 persen (yoy) menjadi Rp54,10 triliun, ujarnya. Ia menilai sektor kredit masih stabil dengan rasio NPL sebesar 2,37 persen dan rasio LDR sebesar 129,26 persen.
Penyaluran kredit kepada UMKM mencapai Rp31,29 triliun, naik 11,01 persen (yoy), sedangkan penyaluran kredit kepada UMKM mencapai 44,74 persen dari total kredit perbankan di Sumbar, ujarnya.
Kredit UMKM tersebut sebagian besar disalurkan ke sektor perdagangan besar dan eceran dengan porsi 24,42 persen, serta sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan dengan porsi 21,47 persen. Dari sisi operasional perbankan syariah, dari sisi aset, simpanan, dan penyediaan keuangan masih menunjukkan pertumbuhan yang tinggi dibandingkan bank konvensional.
Aset Bank Sumbar syariah meningkat 15,41 persen (yoy) menjadi Rp10,44 triliun. 14,89% (yoy) dengan penghimpunan DPK menjadi Rp.
Risiko pendanaan tetap terjaga dengan rasio NPF 1,74 persen dan rasio FDR 90,57 persen. Proses BPR juga membaik. Guntar mengatakan, Aset naik 3,70% menjadi Rp 2,58 triliun dari Rp 1,91 triliun.
Sementara penyaluran tambahan kredit/pembiayaan meningkat 10,48 persen (yoy) menjadi Rp1,99 triliun dengan kredit/pembiayaan kepada UMKM sebesar 70,51 persen. Risiko kredit/pendanaan tetap terjaga dengan rasio NPL/NPF sebesar 8,38 persen dan rasio LDR/FDR sebesar 104,13 persen. Di industri pasar modal, jumlah Identitas Investor Perorangan (SID) terus bertambah. SID berjumlah 176.150 investor pada Februari 2024, meningkat 17,93 persen (yoy).
Dari total SID tersebut, saham SID menjangkau 78.738 investor atau naik 22,18 persen (yoy), dengan total nilai usaha Rp 1,58 triliun hingga Februari 2024. Sedangkan jumlah Reksa SID sebanyak 166.603 Investor Surat Berharga Negara (SBN), SID Investor 7.264 dan Efek Beragun Aset (EBA) SID Investor 3.