OJK Ungkap 7 Persen Orang Dewasa di Indonesia tak Miliki Rekening Bank

Radar Sumut, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan lebih dari separuh orang dewasa yang tidak memiliki rekening bank di dunia tinggal di tujuh negara, termasuk Indonesia. Berdasarkan database Global Finks, masih ada 7 persen orang dewasa di Indonesia yang belum memiliki rekening bank.

Enam negara sisanya adalah India 17 persen, Tiongkok 9 persen, Pakistan 8 persen, Nigeria 5 persen. diikuti oleh Bangladesh, Mesir, dan Arab Saudi sekitar 4 persen.

“Saat ini OJK sedang berupaya untuk meningkatkan tingkat inklusi keuangan. Upaya yang OJK lakukan adalah program inklusi bulanan. Bagaimana kita membuka akses keuangan yang selama ini belum ada? Lalu satu rekening untuk penyandang disabilitas dan satu rekening untuk pelajar saja” Keuangan Edukasi di Gedung Perpustakaan Nasional Salemba Dalam Rangka Memperingati Hari Kartini Perempuan” yang diselenggarakan oleh CEO Behavioral Control Pelaku Usaha Jasa Keuangan OJK Friederika Widiasari Dewi Senen, Jakarta Pusat, Selasa (23/4/2024).

Pada tahun 2022, OJK mengumumkan inklusi keuangan akan mencapai 85 persen. Berdasarkan data tersebut, kesadaran perempuan terhadap pengetahuan keuangan lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Namun tingkat inklusi perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki.

“Makanya kita punya banyak program untuk mendidik perempuan. Untuk menjembatani kesenjangan antara menulis dan inklusi,” ujarnya.

Perempuan, lanjut Friederika, harus pandai membaca karena merekalah yang akan menjadi madrasah pertama bagi anak-anaknya kelak. Oleh karena itu, OJK berkomitmen untuk mengembangkan literasi masyarakat Indonesia, khususnya perempuan.

Pada tahun Ia menjelaskan bahwa OJK, dalam UU No. 4 tentang Pembangunan dan Penguatan Sektor Keuangan Tahun 2023, untuk mengedukasi masyarakat tentang keuangan khususnya perempuan.

Maka untuk mengedukasi ibu-ibu rumah tangga tentang uang, dibuatlah fungsi ‘Edukasi keuangan bagi perempuan dalam rangka Hari Kartini’. Dalam agenda ini banyak sumber yang diharapkan dapat membuka khazanah ilmu para ibu rumah tangga.

“Kami berharap Hari Kartini tidak hanya berarti mengenakan kebaya. Tapi juga melambangkan cita-cita yang menjadikan perempuan Indonesia hebat dan perkasa,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *