Overtourism: Ketika Wisatawan Justru Menjadi Beban

iaminkuwait.com, JAKARTA – Ribuan warga Spanyol turun ke jalan dalam beberapa hari terakhir. Warga Lisbon, Portugal pun mengeluh. Warga dua negara Eropa merasa kewalahan dengan membanjirnya wisatawan di rumahnya.

Banyak destinasi wisata di Eropa yang memiliki apa yang disebut dengan wisata ekstrim. Tentu saja pariwisata merupakan salah satu sektor pendorong pertumbuhan ekonomi, namun seringkali memberikan beban bagi masyarakat setempat. Dikutip dari Euro News, Barcelona,​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​ ​​​​​​​​​​​​, Spanyol, telah terjadi gerakan untuk menangkap wisatawan melalui air dan rute bus yang sibuk telah dihapus dari Google Maps untuk menyembunyikannya dari wisatawan. Pemerintah setempat juga telah menaikkan pajak bagi wisatawan dan berjanji untuk menghentikan Airbnb.

Dosen Program Pendidikan Vokasi Pariwisata Universitas Indonesia Febrian ini menjelaskan, bisnis pariwisata sangat menjanjikan, namun juga merupakan pedang bermata dua. Hal serupa terjadi di beberapa tempat ketika terjadi pariwisata berlebihan atau terkonsentrasinya wisatawan di kawasan tertentu.

Overtourism biasanya terjadi karena jumlah wisatawan melebihi jumlah wisatawan atau jumlah wisatawan ideal, kata Febrian kepada Republik.

Ia mengatakan, selain peran media sosial yang menyebabkan ledakan besar jumlah wisatawan di beberapa tempat, tempat lain juga hanya memikirkan keuntungan tanpa memahami potensi yang bisa diterima dan dimiliki.

Febrian mengatakan dampak negatif overtourism secara keseluruhan telah digariskan oleh Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO), termasuk kerusakan lingkungan, fisik, ekonomi, dan budaya. “Dan juga ada kriminalitas, seperti yang terjadi di Bali, banyak wisatawan yang justru bekerja sebagai pemandu atau tinggal di sana padahal hanya memiliki visa turis,” kata Febrian.  

Febrian mengatakan, apa yang dilakukan di Indonesia dengan menciptakan kawasan terpenting bernama “Bali Baru” merupakan langkah untuk mencegah pariwisata berlebihan di kawasan tertentu.

Dijelaskannya, pemahaman wisata wisata atau wisata khusus juga harus diutamakan atau didorong karena banyaknya jenis wisata dapat menurunkan jumlah wisatawan untuk mencegah pariwisata yang berlebihan. Sayangnya, pembangunan yang tidak merata, terutama dalam hal pelayanan dan akses, menyebabkan beberapa daerah merasa terabaikan, kata Febrian.

Ia juga mengatakan bahwa Indonesia yang kaya akan keindahan alam dan budaya dapat memanfaatkan keunikan kawasan wisata tersebut, yang pada akhirnya akan membantu keberlanjutan kawasan, karena budaya lokal harus memiliki pemikiran dan kearifan lokal untuk mengendalikan lingkungan di sekitarnya.

“Ekspresi budaya ini dapat dimasukkan sebagai daya tarik di dalam destinasi, bukan gentrifikasi dengan mengusir masyarakat lokal untuk membangun tempat baru,” ujarnya. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *