iaminkuwait.com, JAKARTA — Grup PTPN melalui PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) siap memulai masa penggilingan tebu pada tahun 2024 untuk memenuhi kebutuhan gula masyarakat. SGN memiliki 36 Pabrik Gula (PG) yang tersebar di beberapa wilayah.
“Saat ini Pabrik Gula SGN sudah siap menggiling tebu para petani untuk memenuhi kebutuhan gula konsumsi masyarakat. “Kita tinggal menunggu tingkat kematangan tebu mencapai hasil optimal,” kata Chief Executive Officer SGN Aris Toharisman dalam keterangan tertulis, Selasa (23 April 2024).
Aris mengatakan, harga gula saat ini cenderung naik karena stok gula berkurang dan sebagian gula impor masih dalam proses pengadaan. Namun, dia meyakinkan pasokan gula akan pulih kembali ketika PG kembali menggilingnya.
“Total stok saat ini berjumlah sekitar 144 ribu ton yang tersebar di seluruh wilayah kerja SGN. Sedangkan proyeksi produksi pada tahun 2024 sebanyak 992 ribu ton gula kristal putih untuk kebutuhan gula konsumsi masyarakat, jelas Aris.
Aris menambahkan, produksi gula dalam negeri tahun ini sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun lalu, yakni mencapai 2,3 juta ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 800 ribu ton dihasilkan oleh PTPN dan petani pemasok tebu kepada PTPN.
“Data asesmen bulan Maret menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2023 yaitu 12,8 juta ton dari tahun lalu yang hanya 10 juta ton tebu.” Sementara protas juga ditingkatkan menjadi 69 ton per hektar dari 58 ton per hektar pada tahun 2023, ujarnya.
Menurutnya, peran produsen tebu sangat penting dalam mencapai swasembada gula nasional. Oleh karena itu, pihaknya memberikan perhatian khusus kepada petani mitra, termasuk penyediaan kapasitas produksi melalui program Makmur yang bekerja sama dengan PT Petrokimia Gresik dan lembaga keuangan untuk memfasilitasi kebutuhan permodalan mulai dari biaya perkebunan hingga proses panen dan transportasi.
Lebih lanjut Aris mengatakan PTPN Group melalui SGN terus berupaya meningkatkan kinerja industri gula dengan berbagai cara. Pertama, dengan meningkatkan hubungan kemitraan dengan produsen tebu. Kedua, memudahkan petani menjual gula dengan harga yang menguntungkan dan pembayaran yang cepat.
Ketiga, fasilitasi ketersediaan pupuk melalui program Makmur yang bekerjasama dengan Pupuk BUMN dan lembaga keuangan. “Dampak dari upaya tersebut terlihat dari perluasan areal tanaman tebu pada tahun ini yang meningkat dari sekitar 120 ribu hektare menjadi 123 ribu hektare,” ujarnya.
Salah satu mitra petani, Tuji, mengaku PTPN membantunya meningkatkan produktivitas tebu dan kesejahteraan petani. Melalui program mutakhir dan bantuan teknis, Grup PTPN membantu petani meningkatkan hasil panen dan pendapatan. Kerja sama ini sangat berarti bagi kemajuan dan kesejahteraan kita, tuturnya.
Tuji berharap, program Makmur yang semakin banyak dimanfaatkan oleh petani, tidak ada batasan dalam memberikan bantuan kepada petani.