Pakar: Waspadai Penelitian yang Bilang BPA tidak Berbahaya

iaminkuwait.com, JAKARTA — Pakar kesehatan mengimbau masyarakat mengkritik prasangka buruk terhadap bahaya senyawa kimia bisphenol A (BPA). Ide buruk disebut mengancam kesehatan jutaan konsumen di Indonesia.

“Kadang dibiayai oleh sponsor (kemasan yang mengandung BPA), kita tahu itu. Makanya kita pisahkan yang mandiri dan profesional,” kata dr. I Made Oka Negara, SKed, MBiomed, dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, dilansir Antara. untuk rilis.

Oka Negara menekankan, semua pihak perlu menekankan pentingnya kontribusi kecil untuk mengurangi kerusakan BPA. Hal itu diungkapkannya dalam rangka edukasi bahaya pencemaran BPA di sela-sela seminar “Bebas BPA: Perilaku Sehat, Reproduksi Sehat, Keluarga Sukses” di Hotel Amarossa Cosmo Jakarta beberapa waktu lalu. 

Dr. Oke bertanya apakah ada yang mengatakan bahwa beberapa penelitian tentang BPA tidak terbukti dengan baik. “Saya bilang, lihat penelitian yang menunjukkan BPA tidak ada masalah, (menurutnya) biasa saja, dan ada jurnal yang jelas didanai oleh industri yang mendukung (BPA),” ujarnya.

Dr. Oka Negara juga mengungkapkan, kiprah departemen AMDK di bidang pemanfaatan galon bisa dikatakan sangat relevan. Galon-galon ini seringkali dikirim dalam wadah terbuka, artinya sering terkena suhu tinggi, terutama panasnya sinar matahari.

Paparan tersebut dapat memicu keluarnya senyawa bisphenol A (BPA) dari dinding wadah galon ke dalam air yang ada di dalamnya. “Galon-galon ini ada kendala dalam pengangkutan atau pendistribusiannya, mulai dari yang kosong harus diisi atau barang yang sudah diisi dan (dikirim) ke distributor, tapi saya lihat dan kasih tahu beberapa datanya. Tidak panas, saat pengiriman bisa terlihat. Panas karena mereka meninggalkannya di dalam mobil terbuka,” kata Dr Oka Negara.

Jadi paparan panas dan paparan sinar ultraviolet (UV) akan melepaskan BPA, ujarnya. “Kalau bisa, menurut saya mobil yang membawa itu ada atapnya, jadi BPA-nya tidak aktif, jadi hilang.”

“Dalam rangka mengetahui golongan kimia BPA, beberapa penelitian besar telah memperjelas bahwa BPA berbahaya bagi kesehatan,” imbuhnya.

Dr. Oka Negara yang terkenal dengan keahliannya di bidang kesehatan dan persalinan dan saat ini bekerja di Persatuan Keluarga Berencana (PKBI) Bali juga menganjurkan paparan senyawa bisphenol A (BPA), terutama saat janin dalam kandungan, dapat menyebabkan kerusakan pada pria. organ reproduksi, termasuk mikropenis, yang berarti penis lebih kecil dari biasanya.

“BPA termasuk dalam konteks bahan kimia pengganggu endokrin (EDC) atau bahan kimia pengganggu hormon,” ujarnya.

Jadi, jika BPA dikonsumsi secara teratur, dapat mengganggu estrogen dan pada pria yang dapat melihat mikropenis dapat menyebabkan gangguan kesuburan. “Wanita mengalami hubungan seks lebih awal, terutama dengan payudara dan panggulnya lebih awal,” lanjutnya.

Dr. Oka Negara menegaskan kembali peran BPA dalam mengurangi kelahiran perempuan dibandingkan dua atau tiga tahun lalu. Hal ini diyakini juga terkait dengan pengaruh senyawa kimia berbahaya yang menumpuk dan mempengaruhi tumbuh kembang wanita.

“Karena sekarang angka infertilitas perempuan mendekati 20 persen, dan dua atau tiga tahun lalu kita mungkin produk orang tua yang punya empat anak,” ujarnya.

“Tetapi saat ini jumlah lemaknya tidak sebanyak dulu. Mungkin bahan kimia inilah penyebabnya,” tambahnya.

“Oke, sekarang mari kita lihat apakah semua bukti ini bagus?” kata dr. Oka Negara.  “Atau kita ingin melihat generasi berikutnya menjadi generasi yang benar-benar sehat.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *