Pasca-Pandemi, Jumlah Mahasiswa Lima PTJJ di Asia Tenggara Meningkat Signifikan

Radar Sumut, YOGAKARTA – Pasca pandemi Covid-19, tren pembelajaran daring (online akademisi) semakin meningkat. Lima Perguruan Tinggi Jarak Jauh di Asia Tenggara (PTJJ) yang tergabung dalam Universitas Terbuka 5 (OU5) mengalami peningkatan jumlah mahasiswa yang signifikan.

“Trennya sangat bagus. Alhamdulillah, jumlah mahasiswa di kampus kita meningkat signifikan pasca pandemi Covid-19,” kata Rektor Universitas Terbuka Indonesia, Prof. ujar Ojat Darojat. Kamis (25/4/2024) konferensi pers pertemuan OU5 di Yogyakarta.

Prof. Ojat menyampaikan, sebelum pandemi, jumlah mahasiswa yang kuliah di UT di Indonesia berjumlah sekitar 200.000 orang. Pasca pandemi, jumlahnya bertambah menjadi 551 ribu.

“Pasca pandemi, persepsi masyarakat terhadap pembelajaran jarak jauh membaik. Setelah itu, jumlah peserta didik meningkat signifikan,” kata Prof. Ojat menambahkan.

Ia menjelaskan, mahasiswa UT tidak didominasi oleh usia. “Mahasiswa UT kini tidak lagi didominasi oleh usia 40 tahun ke atas, melainkan bergeser ke usia 18 hingga 24 tahun,” ujarnya.

Hal serupa juga dialami oleh anggota OU5 lainnya asal Filipina, University of the Philippines Open University (UPOU). Jean A. Saludades, Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Administrasi UPOU, jumlah mahasiswa yang belajar di kampus sebelum pandemi adalah 5.000 orang. Setelah pandemi, jumlah mereka mencapai 6.500.

Sementara itu, jumlah mahasiswa di Hanoi Open University (HOU) Vietnam juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Menurut Associate Professor Nguyen Mai Huong, Ketua Dewan HOU, kampus tersebut saat ini memiliki 35.000 mahasiswa sarjana, pascasarjana dan doktoral.

Jumlah mahasiswa Universitas Terbuka Malaysia (OUM) mengalami peningkatan yang signifikan, begitu pula Indonesia. Pasca pandemi, jumlah mahasiswa di OUM lebih dari 35 ribu mahasiswa dari seluruh dunia. “Karena dengan pembelajaran daring, akses pendidikan terbuka bagi semua orang karena dapat mengikuti pembelajaran dari mana saja di dunia,” ujar Presiden/Wakil Rektor OUM, Prof.Dr.Ahmad Izani Awang.

Terakhir, Universitas Terbuka Filipina (UPOU) juga mengalami peningkatan jumlah mahasiswa yang signifikan. Tahun ini, kampus Filipina mengalami peningkatan 2.000 mahasiswa, dibandingkan tahun lalu, dengan sekitar 22.000 mahasiswa di semua tingkat studi.

“Karena teknologi online memainkan peran penting dalam masyarakat, pertumbuhan siswa yang berpartisipasi dalam pembelajaran online sangatlah positif,” kata Penjabat Presiden UPOU Adv. Kata Dr Phanompat Smithananda.

Peneliti OU5 merupakan himpunan lima PTJJ anggota Asian Association of Open Universities (AAOU) yang mengadakan pertemuan rutin dua kali dalam setahun. Pertemuan tahun ini yang diselenggarakan oleh UT membahas beberapa agenda yang akan dilaksanakan oleh lima pimpinan lembaga anggota OU5.

Agendanya meliputi kemajuan proyek penelitian tahun 2024, pengenalan pemimpin proyek untuk proyek penelitian tahun 2025 dan perencanaan proyek penelitian pertama, pembuatan gudang umum untuk hasil dan dokumen OU5, kerangka penjaminan mutu AAOU, status uji coba alat, ICDE Global Advocacy Action Asia, undangan konferensi ICDBSE ke-2 dan Pertemuan Kelompok Kerja ICDE Global Advocacy Action Asia STOU, Thailand, Microcredit, dan jadwal pertemuan OU5 mendatang di Filipina.

Selain itu, peneliti OU5 juga akan membahas perkembangan rencana penelitian pada tahun 2024 dengan berbagai topik yaitu Pendidikan Inklusif: Pendidikan Berkualitas untuk Semua dan Kecerdasan Buatan (AI) dalam Pendidikan Digital.

Bekerja sama dengan OU5, Universitas Terbuka dan universitas PJJ lainnya berkomitmen terhadap pengabdian masyarakat internasional (International Community Service) dalam misi mereka untuk mempengaruhi komunitas global dan terlibat dengan budaya yang berbeda.

“Kami sangat aktif dalam melayani dunia internasional. Diketahui, UT saat ini tidak hanya melayani mahasiswa di 39 cabang di 37 provinsi di Indonesia, namun juga melayani mahasiswa di 51 negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan dan Arab Saudi,” kata Profesor Ojat.

Pertemuan ini merupakan forum penting untuk berbagi pengetahuan dan perspektif, merangsang terciptanya berbagai inovasi, dan mendorong kerja sama yang erat antara para pemimpin, dosen dan peneliti di universitas terbuka di bawah OU5 atau PTTJJ untuk membuka dan memperluas pendidikan tinggi di kawasan Asia Tenggara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *