Pembangunan Ibu Kota Nusantara Perlu Partisipasi Publik

iaminkuwait.com, BANYUWANGI – Pembangunan Ibu Kota Indonesia (IKN) kini diusulkan sebagai ibu kota pintar atau smart city baru Indonesia. Keberadaan IKN diharapkan dapat mendorong transisi ekonomi menuju pertukaran energi yang ramah lingkungan. 

Dalam rangka membangun dialog dan partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan IKN, Badan Perekonomian dan Kemaritiman, Direktur Informasi dan Komunikasi Kementerian Perhubungan dan Komunikasi (Kemenkominfo) mengadakan diskusi pada Genposting Influencer Gathering “Sejauh mana perkembangannya IKN” di Banyuwangi, Jawa Timur. 

Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Direktur Informasi dan Komunikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Septriana Tangkary dalam kesempatan tersebut menyatakan, pengembangan infrastruktur digital di IKN akan dikaitkan dengan sistem pengelolaan perekonomian (SPBE ) dikembangkan oleh Kementerian Transportasi dan Informasi.

“Sistem Pemerintahan Berbasis Ekonomi (SPBE) ini terkait dengan penyediaan Pusat Data Nasional (PDN) yang dibangun dalam tiga tahap, salah satunya di IKN,” kata Septriana dalam pidato utamanya (13/6/2024).

Dalam proses perencanaan dan pengembangan IKN, Septriana menekankan partisipasi masyarakat dan partisipasi inklusif. Septriana menjelaskan dalam lampiran Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Negara, salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah tingkat inklusi, termasuk dalam hal ini peran dan partisipasi masyarakat sebagai peserta utama dalam pembangunan. 

“Pemerintah tidak membangun ini sendirian, tapi seluruh masyarakat diajak untuk bekerja sama.” Masyarakat dapat berpartisipasi melalui konsultasi publik, diskusi, kolaborasi, komunikasi harapan dan partisipasi lainnya sesuai dengan ketentuan hukum. “Jadi jangan ragu untuk memberikan konten yang positif dan konstruktif kepada pemerintah,” kata Septriana.

Terkait pengembangan IKN, Kepala Ahli Kerjasama dan Ekonomi Kreatif Otoritas Ibu Kota Nusantara, Panji Himawan mengatakan, ada sembilan wilayah perencanaan (WP) yang dibuat di sekitar wilayah pemerintahan pusat (KIPP) yang diharapkan dapat menjadi penggerak perekonomian di IKN. dan Indonesia.

Panji menjelaskan, pengembangan IKN mengikuti prinsip green, smart, inklusif, resilient, dan berkelanjutan. IKN diharapkan dapat menjadi mesin baru transformasi Indonesia berbasis inovasi dan teknologi, serta ekonomi hijau. 

Terkait kelestarian alam, Panji mengatakan rehabilitasi hutan akan dilakukan di IKN.

“Di Mentawir ada pembibitan yang menghasilkan 5 juta bibit, meski tidak cukup tapi akan berkontribusi besar dalam repopulasi. Sebab hutan yang ada di IKN bukanlah hutan alam, melainkan hutan industri. “Sedikit demi sedikit kita akan kembalikan menjadi hutan alam yang sesungguhnya,” jelas Panji.

Direktur Perjanjian Pembangunan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Cakra Nagara menjelaskan, pembangunan IKN oleh PUPR sebesar 42,46 persen per 10 Juni 2024 dengan total 104 paket yang dinegosiasikan. . 

“Untuk pembangunan Istana progresnya sudah mencapai 71,82 persen, sedangkan Kepresidenan sudah mencapai 84 persen, begitu pula Kepresidenan, Paspampres dan pengikutnya sudah maju 89 persen,” jelas Cakra.

Cakra menjelaskan, pengembangan IKN juga menghadapi tantangan yang harus mempertimbangkan aspek lingkungan dan keberlanjutan. 

“Kami memikirkan konstruksi yang menghormati lingkungan, kami meminimalkan faktor pencemaran dan kami berusaha mengendalikannya sehingga tidak ada penebangan pohon. “Kalau masih ada, perlu diganti dengan lebih banyak pohon,” tambah Cakra.

Sejalan dengan cita-cita IKN untuk menjadi smart city dan melibatkan partisipasi masyarakat, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika dan Sandi Kabupaten Banyuwangi Budi Santoso mengatakan, Kabupaten Banyuwangi memiliki program pemerintah daerah yang diberi nama “Kampung Pintar”. Berbagai layanan ditawarkan kepada masyarakat melalui Smart Village. Budi mengatakan ruang lingkupnya meliputi pelayanan publik, pemberdayaan ekonomi, kesehatan, kemiskinan, informasi hukum, pendidikan dan seni budaya, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

“Jadi, potensi yang ada di Banyuwangi kita perkuat dari bawah, yakni desa. Jadi, Smart Kampung kita branding sebagai aplikasi super untuk melayani masyarakat,” jelas Budi.

Terkait partisipasi masyarakat, pembuat konten konstruksi Indonesia Wawan Puji Siswanto mengatakan penting bagi masyarakat, khususnya pembuat konten, untuk berpartisipasi dalam berbagi informasi. Termasuk kasus IKN.

“Sebagai konten kreator diharapkan dapat memberikan masukan positif dan update perkembangan terkait IKN.” Sebagai pembuat konten di dunia konstruksi, saya mempunyai kewajiban untuk melaporkan penipuan yang bertentangan. “Juga sebagai informasi bagi investor,” jelas Wawan. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *