Pemerintah Rancang Peringatan Dini Banjir Bandang Berbasis Komunitas

iaminkuwait.com, JAKARTA – Beberapa instansi pemerintah bersama-sama mengembangkan sistem peringatan dini bencana atau banjir di Sumatera Barat (Sumbar). Sejumlah uji coba dilakukan untuk menciptakan sistem peringatan dini berdasarkan pengetahuan tentang bencana yang terjadi di pertengahan Mei

“Kedua organisasi telah melakukan berbagai tes. untuk membuat sistem peringatan dini kemungkinan terjadinya bencana banjir atau Galodo berdasarkan bencana masa lalu,” jelas Abdul Muhari, Direktur Pusat Informasi, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB, saat Senin (27/5/) 2024).

Ia menjelaskan, koordinasi pengembangan sistem peringatan dini bencana Kalodo dilakukan bersama-sama antara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Meteorologi dan Badan Meteorologi. Klimatologi dan Geofisika (BMKG) serta Pusat Vulkanologi dan Geologi Mitigasi Bencana (PVMBG)

“BMKG saat ini meminta penguatan dan tindak lanjut terkait peringatan dini kerusakan banjir dan gempa di sekitar Gunung Marapi,” jelas Silence.

Suaidi Ahadi, Kepala Stasiun Geofisika Padang Panjang Pada rapat manajemen keamanan Galodo yang digelar di Bukittinggi, Sabtu (25/5/2024), terungkap model EWS yang dikembangkan tim BMKG merupakan sistem peringatan dini berbasis masyarakat.

Idenya adalah untuk mengembangkan alat pelacak air menggunakan radar yang dapat memantau ketinggian air. Hal ini berdasarkan hasil pemantauan air di wilayah terdampak Galodo yang berbentuk perlintasan air.

“Sungai jenis ini mengalirkan airnya tergantung musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Sederhananya, cara kerja EWS adalah dengan mengkonfirmasi peringatan dini yang dikeluarkan BMKG mengenai getaran udara dan tanah atau getaran mikro. Jika alarm EWS berbunyi, Masyarakat Siaga Bencana yang terdiri dari penjaga Nagari di sekitar Gunung Marapi bisa segera berkoordinasi untuk memastikan evakuasi gratis.

BMKG telah menghitung kebutuhan EWS di 23 titik jenis ini untuk wilayah Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang yang mengelilingi sungai mulai dari Gunung Marapi. Harapannya, jika rincian 23 sungai EWS tersebut ditata, peringatannya akan ada maju dan migrasi masyarakat dari Nagari akan berlangsung selamanya.

“Tim BNPB saat ini sedang melakukan survei lokasi pemasangan EWS bersama BMKG. Survei tersebut dilakukan dengan menggunakan teknologi drone atau pengawasan udara dari helikopter. Helikopter,” jelasnya.

Gagasan BMKG ini selanjutnya akan dibahas lebih lanjut dengan PVMBG dan rekomendasi lainnya. yang disampaikan para ahli kepada BNPB agar alat EWS dapat memenuhi kebutuhan informasi nyata masyarakat.

Mengabaikan kerusakan….

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *