iaminkuwait.com, JAKARTA – Pemerintah menambah insentif Pajak Pertambahan Nilai Dibayar Pemerintah (PPN DTP) dan kuota subsidi Dana Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) untuk memperkuat kelas menengah. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah telah menyetujui peningkatan kelonggaran DTP PPN properti dari saat ini 50 persen pada paruh kedua tahun 2024 menjadi 100 persen hingga Desember 2024.
Pemerintah juga menambah target kuota FLPP dari 166 ribu unit menjadi 200 ribu unit mulai 1 September 2024.
“Jadi dengan berlakunya kedua kebijakan ini pada 1 September (2024), diharapkan juga akan mendorong kemampuan kelas menengah untuk memperkuat sektor konsumen. “Kita tahu bahwa sektor konsumen dan perumahan mempunyai multiplier effect yang besar,” kata Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto pada konferensi pers dialog bertema “Peran dan Potensi Kelas Menengah Menuju Indonesia Emas 2045” di Jakarta, Selasa. 28/7/2024).
Airlangga mengatakan, kedua program tersebut bertujuan untuk memperkuat kelas menengah yang dianggap sebagai motor penggerak perekonomian. Ia mendefinisikan masyarakat kelas menengah sebagai masyarakat dengan pola konsumsi yang pengeluaran tertingginya biasanya terjadi pada sektor makanan dan minuman, disusul perumahan, layanan kesehatan, pendidikan dan hiburan, atau sektor jasa.
Saat ini sektor perumahan merupakan salah satu pengeluaran utama masyarakat kelas menengah sehingga kebijakan pemerintah di sektor tersebut menjadi penting.
Susiwijono Moegiarso, Sekretaris Kementerian Koordinator Perekonomian, memperkirakan penambahan insentif PPN dan subsidi perumahan akan berdampak positif dalam mempertahankan kelas menengah di masa depan. “Karena PPN DTP sangat dirasakan oleh masyarakat menengah dan merupakan pendongkrak perekonomian yang baik, maka kami akan menambah jumlah unit hunian FLPP dan memperluas PPN DTP ke real estate,” jelasnya.
Ia menambahkan, kedua kebijakan tersebut telah disetujui Presiden Joko Widodo pada pekan lalu, dan pengaturan detailnya sedang disusun melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK).
Sementara itu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sebelumnya mengumumkan kuota rumah subsidi skema FLPP pada tahun 2025 akan disesuaikan dengan program Presiden terpilih Prabowo Subianto.
“Saya lupa jumlahnya, (kuotanya) pasti lebih besar (dibandingkan tahun lalu) karena program Pak Prabowo (Presiden terpilih) 3 juta rumah, jadi kita sesuaikan, pasti lebih tinggi (usulan kuota),” PUPR kata Menkeu, Rabu (22/8) usai Rapat Kerja Komisi V DPR RI di Jakarta. Diungkapkannya, sebelumnya kuota FLPP sebanyak 166 ribu hunian pada tahun 2024 namun kini kuota tersebut telah habis. “Hari ini kami umumkan sudah habis, kami minta kuota lagi untuk FLPP,” kata Basuki.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Nixon LP Napitupulu mengungkapkan perluasan DTP PPN berkorelasi positif dengan penjualan dan pertumbuhan ekonomi. “Dari pihak pengembang, ini ekspektasi mereka, penjualan memang meningkat. Pengalaman PPN DTP, penjualan memang naik sepuluh persen,” ujarnya.
Ia berterima kasih kepada pemerintah yang terus memfasilitasi perumahan. Ia mengatakan relaksasi PPN ini akan mendorong penjualan rumah di Indonesia sehingga menggerakkan roda perekonomian.