Penerima KUR BRI Ini Bisa Kembangkan Usahanya Hingga Ekspor ke Jepang

iaminkuwait.com, GARUT – Penerima Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia (BRI), Luthfi Mihemed Sidik menceritakan kesuksesannya menjadi pelaku usaha di Garut, Jawa Barat. Membuka usaha kerajinan kulit, kini ia sudah bisa mengekspor kerajinannya ke Jepang setelah sukses mengembangkan usahanya di Garut. 

Pemilik Astiga Larrua ini mengaku menerima KUR dari BRI saat memulai usahanya pada tahun 2014. “Pertama kali (dapat KUR) langsung dapat Rp 500 juta,” kata Luthfi saat ditemui di Toko Kulit Astiga, Garut, Republik. , Jawa Barat, Kamis (02/05/2024). 

Luthfi mengatakan pinjaman KUR bisa dilunasi dalam waktu kurang dari tiga tahun. Setelah pinjaman KUR berakhir, Luthfi menindaklanjutinya dengan pinjaman baru di BRI, namun dengan program berbeda. 

“Kemudian setelah selesai Rp 500 miliar, mereka langsung membantu kami go komersial, dari Rp 1 miliar hingga akhir Rp 3 miliar,” kata Luthfi.

Ia melaporkan, pinjaman ini sangat bermanfaat bagi perkembangan bisnis Kulit Astiga. Saat ini omzetnya bisa mencapai Rp 100 juta per bulan. 

Saat Luthfi mendapat pinjaman KUR, ia membayar bunga enam persen. Lalu, bila menggunakan pinjaman komersial, bunganya di atas 10 persen. 

Meski demikian, Luthfi yang saat ini didukung lima orang karyawan, bisa terus mengembangkan usahanya. “Setelah ini pasti kita akan lebih banyak melakukan pengembangan usaha. Nanti semua ini akan membantu pembangunan,” kata Luthfi. 

Sejak menerima pinjaman tersebut, Luthfi mengaku peningkatan produksi mulai berjalan lambat. Mulai dari 30 persen hingga 50 persen, meski ada penurunan di masa pandemi Covid-19, namun perlahan tumbuh kembali. 

Luthfi juga sudah mulai mengekspor produk kulit ke Jepang. Selain itu, Luthfi mengatakan perdagangan yang diekspor dari Jepang saat ini masih berupa kulit untuk kebutuhan furnitur.

Ia menjelaskan, saat ini pihaknya sedang berupaya memperluas pasar ke luar negeri. “Kami sedang mencari di Eropa, produknya tas. Namun sejauh ini baru penemuan. Jadi hanya sampel saja,” kata Luthfi. 

Luthfi menyatakan, untuk mengekspor produk ke luar negeri harus memenuhi persyaratan kualitas produk dan standar kerja. “Biasanya kalau orang Jepang, karena ketat di segala bidang, mulai dari penjahitan, presisi bahan, dan sebagainya, sehingga harus memiliki SOP yang sangat tinggi,” kata Luthfi. 

Selain itu, Luthfi memastikan pihaknya masih akan fokus pada implementasi produk secara internal. Saat ini, selain produksi jaket kulit di Garut, permintaan oleh-oleh juga masih banyak.

Alhamdulillah atas apa yang saya alami dan rasakan ketika BRI membantu saya keuangan, mereka tidak hanya membantu kami secara finansial, tapi juga membantu kami dalam pemasaran dan pemesanan. Kadang setiap tahun BRI suka mengadakan acara pameran, katanya. Luthfi. 

Deputi Bidang Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, Asisten Koordinasi Makroekonomi dan Keuangan Kementerian Koordinator Perekonomian Gede Edy Prasetya mengatakan, sejak 2 Mei 2024, penyaluran KUR mencapai Rp 90 miliar.

Dari sisi permintaan, masih terdapat kebutuhan kredit sebesar Rp1,605 miliar, yaitu kredit usaha mikro Rp331 miliar, kredit usaha kecil Rp534 miliar, dan kredit usaha menengah Rp740 miliar. 

“Jika gap pembiayaan UKM terisi, pemerintah optimistis rasio kredit UKM bisa ditingkatkan hingga 45 persen,” kata Edy.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *