iaminkuwait.com, JAKARTA – Tiket Kereta Listrik Commuter Line (KRL) Jabodetabek mempunyai niat baik untuk memberikan subsidi berdasarkan Nomor Induk Kependudukan (NIK), namun belum akan tersedia dalam waktu dekat. Mereka bilang hal itu tidak bisa dilaksanakan. .
Menurut Joko, kondisi pesawat saat ini masih belum memungkinkan adanya perbedaan pembayaran tiket antara yang mampu dan tidak mampu.
“Baru dilaksanakan setelah maksimal karena kondisi pesawat saat ini belum maksimal,” kata Joko, Jumat (30/8/2024).
Joko mengatakan, penelitian mengenai hibah KRL sudah berlangsung sejak 2018. Ia mengatakan, subsidi tiket KRL sebaiknya diberikan hanya pada hari biasa, tidak setiap hari, dan tarif reguler akan dikenakan pada hari libur seperti Sabtu dan Minggu.
Selain itu, dana subsidi tiket kereta api yang belum terpakai nantinya dapat dialokasikan ke program lain yang lebih membutuhkan. “Seperti saya, Sabtu-Minggu tidak perlu subsidi. Berapa banyak yang bisa dihemat? Kalau di akhir pekan dan hari libur tidak ada subsidi. Ya, bisa menghemat sepertiga Rp 1,6 triliun. Jadi ini artinya: itu Artinya dananya cepat disalurkan ke daerah lain yang membutuhkan,” kata Joko.
Joko mengatakan penerapan subsidi berbasis NIK merupakan upaya pemerataan subsidi di berbagai daerah. Menurut Joko, Jabuditabak mendapat dukungan lebih banyak dibandingkan daerah lain.
“Indonesia bukan satu-satunya Jabuditabak, penghasil mineral seperti Morouli dan Halmahera, banyak daerah lain yang tidak mendapat bagiannya dan masyarakatnya miskin,” kata Joko.
Dia menegaskan, subsidi berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) untuk tiket Kereta Listrik Commuter Line (KRL) Jabuditabak tetap bermanfaat bagi masyarakat kelas bawah.
Namun, orang yang berkompeten juga harus jujur dalam pekerjaannya. Menurut Joko, pemerintah harus memberikan aturan atau batasan yang tegas jika masyarakat memalsukan data pribadi untuk mendapatkan subsidi tiket KRL.
“NIK itu landasan masyarakat jujur. Dengan NIK kita tahu di mana Anda bekerja, apa pekerjaan Anda, dan berapa penghasilan Anda jika Anda membutuhkannya. Gratis, asal bisa bekerja, nanti kami yang bayar.” kata Joko.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Samadi mengatakan pemberian subsidi berdasarkan Nomor Induk Nasional (NIK) untuk tiket Kereta Listrik Commuter Line (KRL) Jabuditabak pada tahun 2025 masih menjadi pembahasan. “Masih dalam pembahasan,” kata Badi Kariya.
Budi mengakui, penelitian sedang dilakukan untuk memastikan mereka yang berhak menerima subsidi dapat menggunakan semua angkutan umum bersubsidi. Namun, dia mengatakan seluruh opsi yang ada masih dalam pembahasan dan belum ada keputusan akhir yang diambil.
“Kami sedang mengkaji agar seluruh angkutan umum bersubsidi harus digunakan oleh mereka yang memang berhak, kalau ke depan ada NIK masih dalam pembahasan dan kajian,” ujarnya.