Pengembangan Transmisi Listrik Jadi Kunci Pacu Transisi Energi dan Pertumbuhan Industri

iaminkuwait.com, JAKARTA — PT PLN (Persero) mendukung langkah pemerintah Indonesia untuk meningkatkan investasi di sektor industri melalui langkah-langkah energi ramah lingkungan. Pengembangan transmisi listrik merupakan kunci penting untuk mendorong transisi energi bersih.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Rozlani mengatakan Indonesia berkomitmen mencapai tujuan net zero emisi (NZE) pada tahun 2060. Dalam mencapai tujuan tersebut, Indonesia berpeluang mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) dengan potensi mencapai 3.677 gigawatt (GW). 

“Kita memerlukan rencana dan komitmen jangka panjang untuk memulainya. Itu hanya akan mungkin dan mungkin terjadi, terutama (jika) kita tidak menerapkan kebijakan atau peraturan yang diperlukan. Kami mendorong dan memberikan insentif,” kata Rosan Ditchcom Leaders Forum ” Ka To Green Indonesia: Inovasi Energi dan Sumber Daya Manusia”, Selasa (17 September 2024). 

Rossan melanjutkan, pemanfaatan energi hijau kini menjadi poin penting untuk menarik investasi termasuk sektor industri. Sejumlah negara umumnya mewajibkan penggunaan energi ramah lingkungan sebagai sumber energi utama ketika berinvestasi di negaranya. 

Pemerintah Indonesia juga berencana mendorong pengembangan kawasan industri berbasis energi bersih. Untuk itu, potensi EBT Indonesia perlu dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan energi bersih di masa depan. 

Direktur PLN Darmawan Prasodjo mengatakan PLN berkomitmen penuh mendukung upaya penyediaan dan pemanfaatan energi bersih di Indonesia.  

“Listrik memegang peranan penting dalam upaya mendongkrak perekonomian nasional.” “PLN siap mendukung upaya transisi energi untuk mencapai target NZE pada tahun 2060 sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Darmawan. 

Direktur Hukum dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia PLN Yusuf Didi Setiarto mengatakan transisi menuju energi bersih memerlukan transformasi besar-besaran tidak hanya di sisi pembangkitan, tetapi juga di sisi transmisi.

“Jika PLN tidak berbuat apa-apa, menjalankan bisnis seperti biasa, keluaran karbon kita akan mencapai 1,5 miliar metrik ton CO2e, maka PLN harus mendorong pembangunan transmisi untuk mengoptimalkan sumber energi ramah lingkungan,” kata Didi. 

Didi menjelaskan, terdapat banyak sumber energi bersih yang tersebar di seluruh Indonesia. Namun karena lokasinya yang jauh dari pusat permintaan, pemanfaatannya masih belum optimal. 

“Sehingga perlu adanya infrastruktur transmisi yang dapat mengalihkan energi tersebut ke pusat kebutuhan listrik,” jelas Didi.

Didi menjelaskan, perbaikan infrastruktur ketenagalistrikan tanah air, khususnya transmisi, memerlukan dukungan pemerintah. Salah satu tantangan dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan adalah keekonomian transmisi, dimana laba atas investasi (ROI) pembangunan transmisi lebih rendah dibandingkan dengan pembangkitan.

“Dalam proses transisi energi diperlukan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Sehingga perlu terjalin kerja sama dengan berbagai aktor lokal dan internasional. Karena ini proyek besar, maka diperlukan kerja sama dari sisi kebijakan, teknologi, inovasi. untuk investasi,” kata Didi. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *