iaminkuwait.com, JAKARTA – Salah satu tantangan terbesar industri asuransi jiwa saat ini adalah buruknya kinerja produk asuransi kesehatan individu.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan klaim kesehatan dan tingginya inflasi medis dalam beberapa tahun terakhir.
Penyebab utamanya adalah harga dasar yang terlalu rendah, revisi harga yang tidak sesuai dengan inflasi medis, dan polis asuransi yang tidak mencukupi, kata Delil Khairat, Direktur Perencanaan Operasional Indonesia Re, seperti dikutip kantor berita Antara, Jumat (20/20). ). 9/2024).
Selain itu, produk untuk penyakit kritis juga menjadi sorotan. Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) menjadi tuan rumah acara tahunan Indonesia Re Actuarial Seminar (IAS) 2024 yang diselenggarakan pada 9-11 September 2024. Acara IAS tahun ini mengangkat pertanyaan penting terkait pengembangan produk kesehatan dan pengembangan produk penyakit kritis. dan berbagai tantangan dan solusi terkait kehidupan dan reasuransi.
Indonesia Re akan mengambil peran strategis dalam menjawab tantangan industri asuransi jiwa pada tahun 2024, seperti: B. Meningkatkan kualitas penjaminan dengan mengembangkan dan memperkenalkan praktik penjaminan yang lebih ketat dan akurat yang dapat mempertimbangkan variabel-variabel baru seperti perubahan demografi. dan peningkatan risiko kesehatan tertentu.
Selain itu, Indonesia Re bertujuan untuk menyesuaikan produk asuransi kesehatan individu dengan kondisi pasar dan kebutuhan konsumen saat ini, termasuk menawarkan produk baru yang lebih fleksibel dan segmented. Seminar Indonesia Re Actuarial 2024 merupakan peristiwa penting bagi industri asuransi jiwa Indonesia.
Dalam seminar yang akan dihadiri oleh sekelompok aktuaris, ahli valuasi, pricing dan pengembangan produk, underwriter perusahaan asuransi jiwa dan karyawan Indonesia Re ini, diharapkan dapat tercipta solusi inovatif untuk meningkatkan kualitas produk, memperkuat bisnis dan melayani pelanggan dengan lebih baik.
Dalam sambutannya, Delil Khairat menekankan perlunya diskusi antar perusahaan asuransi untuk menyelesaikan permasalahan bersama.
“Yang terpenting bagi kami adalah membangun ekosistem asuransi, menyiapkan solusi atas risiko yang mungkin terjadi, dan menjadikan proses bisnis lebih sederhana dan efisien. Kami mencari titik temu untuk bekerja sama dalam ekosistem ini. Saya berharap diskusi seperti ini bisa sering dilakukan dan bisa menyentuh inti persoalan yang dihadapi industri asuransi jiwa, ujarnya.
Indonesia Re saat ini sedang berusaha memaksimalkan penggunaan data secara internal. “Di Indonesia Re, jutaan data dikumpulkan dan dikurasi.
“Tetapi karena belum terstruktur dan terdata dengan baik, maka hal itulah yang perlu diperbaiki dan Indonesia Re berusaha mewujudkannya. Salah satu upayanya adalah dengan digitalisasi bisnis,” kata Delil.
Direktur Keuangan dan Asuransi Maria Elvida Rita Dewi berharap dengan terselenggaranya Indonesia Re Actuarial Seminar (IAS) 2024 dapat membangun sekaligus meningkatkan hubungan baik dengan mitra usaha di pasar asuransi jiwa.
Selain itu, kami juga berharap acara IAS 2024 dapat menjadi katalis untuk menciptakan acara serupa yang dapat meningkatkan visibilitas industri asuransi, ujarnya.