Perilaku ‘Caper’ di Medsos, Ini Ciri-ciri dan Penyebabnya

Radar Sumut, JAKARTA – Perilaku mencari perhatian alias caper bisa muncul di mana saja, termasuk di media sosial. Perilaku yang disebut dengan mencari perhatian dapat diketahui ketika seseorang cenderung mencari perhatian secara berlebihan dan membuat orang lain merasa tidak nyaman, marah, atau bahkan malu.

Sejauh mana perilaku mencari perhatian ini masih normal atau perlu diperburuk? Berikut ulasannya seperti dilansir Verywell Mind, Rabu (17/4/2024).

Apa itu latihan perhatian?

Sudah menjadi naluri manusia untuk ingin diakui, dihargai, dan dicintai. Jadi dalam beberapa hal, perilaku mencari perhatian berasal dari sesuatu yang dapat dipahami oleh kebanyakan orang. Masalahnya adalah ketika perilaku mencari perhatian dilatarbelakangi oleh perasaan rendah diri, cemburu, kesepian, atau karena kondisi psikologis.

Dalam kasus ini, perilaku tersebut mungkin tampak ekstrem atau sulit. Selain itu, perilaku mencari perhatian yang berulang, berulang, agresif, atau intens dapat mengasingkan orang, merusak hubungan, dan menyulitkan pekerjaan dan bersosialisasi.

Seperti apa perilaku pencari perhatian?

Ada banyak jenis perilaku mencari perhatian. Terkadang perilakunya terlihat jelas, misalnya saat seseorang sedang bertengkar. Terkadang perilakunya lebih halus, misalnya selalu memancing rasa syukur.

Contoh perilaku mencari perhatian

-Membuat terlalu banyak postingan di media sosial sehingga menimbulkan kesan haus akan “like” dan komentar sebanyak-banyaknya.

-Membuat komentar, baik secara online atau secara langsung, yang terkesan membuat orang tidak nyaman atau melampaui batas sosial.

-Terus berubah tentang kekayaan, penampilan fisik, dan kesuksesan pribadi.

– Tampaknya semua yang terjadi padanya adalah sebuah tragedi, padahal sebenarnya bukan.

-Terlibat dalam perilaku yang provokatif, cabul, atau sugestif.

-Setiap kali dia ingin menjadi pusat perhatian.

-Biasanya berbicara sebagai kesimpulan dalam upaya menyelesaikannya.

– Memiliki karakter yang dapat digambarkan sebagai “luar biasa”.

Apa yang menyebabkan perhatian memerlukan perilaku

Ada banyak alasan mengapa seseorang melakukan latihan mindfulness. Hal ini biasanya disebabkan karena mereka mempunyai rasa percaya diri yang rendah.

Keadaan emosional lain yang dapat menyebabkan perilaku mencari perhatian adalah perasaan kesepian dan cemburu. Misalnya, orang yang mengalami lebih banyak kesepian dan kecemasan sosial mungkin beralih ke media sosial untuk mencari kepastian, dan pada akhirnya menunjukkan kecenderungan untuk mencari perhatian pada diri sendiri.

Apakah mencari perhatian itu normal?

Sekali lagi, sampai batas tertentu, orang memerlukan perhatian dan persetujuan. Penting untuk dipahami bahwa beberapa perilaku mencari perhatian dapat dianggap sebagai kebutuhan akan dukungan, atau seruan minta tolong.

Misalnya, banyak perilaku yang memerlukan perhatian dan anak-anak, khususnya anak-anak, tidak boleh dianggap tidak pantas atau pasif. Beberapa dari perilaku ini sesuai dengan perkembangannya, sementara yang lain berhubungan dengan masalah perilaku.

Apakah perilaku mencari perhatian merupakan bagian dari penyakit mental?

Seseorang dengan perilaku mencari perhatian yang terus-menerus, berlebihan, atau mengganggu mungkin menderita masalah kesehatan mental. Atau mungkin seseorang dengan masalah sikap. Beberapa kemungkinannya antara lain sebagai berikut.

1. Ciri-ciri masalah sejarah

-Dia selalu ingin menjadi pusat perhatian

-Membuat keputusan yang tidak rasional

-Terjaga penampilan fisiknya

– Kurang empati dan tidak menunjukkan kepedulian terhadap orang lain

-Spiritual dan emosional

– Menjadi tidak nyaman ketika memikirkannya

-Memiliki rentang perhatian yang pendek dan mudah bosan

-Membutuhkan motivasi dan dukungan yang konstan

-Tidak akan mampu mempertahankan hubungan yang bermakna

2. Gangguan kepribadian ambang

– Senang dan merasa rendah diri

– Mungkin sulit bagi mereka untuk mengontrol perilakunya dan menjaga hubungan baik

-Rasa takut kronis akan ditinggalkan, seperti orang lain – ingin mengejar mereka

– Hubungan yang tidak stabil

-Memiliki harga diri yang rendah

– Perilaku tidak sehat dan merusak, termasuk belanja berlebihan, seks sembrono, dan berkendara tidak aman

-Harga diri dan pikiran untuk bunuh diri

– sangat marah

3. Masalah kesehatan mental lainnya

Ada banyak gangguan perilaku dan kesehatan mental yang ditandai dengan perilaku mencari perhatian. Ini termasuk:

– Gangguan bipolar

-Gangguan kepribadian narsistik

– ADHD

-Penghancuran pemberontak oposisi

– Masukan interferensi tertunda

Mengatasi perilaku mencari perhatian

Meski sering kali kita tidak menyukainya, cobalah untuk menunjukkan rasa sayang kepada orang yang mencurigai dirinya memiliki gejala yang perlu mendapat perhatian. Telepon untuk mengobrol dan menawarkan dukungan. Seringkali memiliki seseorang yang peduli dengan kehidupannya sudah cukup untuk membuat orang tersebut merasa lebih baik dan mengurangi sebagian perilaku mencari perhatiannya.

Jika orang tersebut mengalami depresi, atau mungkin menderita gangguan bipolar, segera dapatkan bantuan medis profesional. Selain itu, jika Anda mengetahui ada seseorang yang ingin mengakhiri hidupnya, Anda bisa segera menghubungi kontak darurat tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *